Penemuan Bangkai Dugong di Riau dan Diperkirakan Mati Terdampar

8 Februari 2021, 08:46 WIB
Ilustrasi Penemuan ikan dugong /Pixabay/PublicDomainImages/

KABAR BESUKI - Petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kota Dumai (BKSDA) menemukan bangkai dugong yang mati di bibir Pantai Pulau Bungkuk Indah, Desa Mundam, Kota Dumai Provinsi Riau pada Hari Sabtu, 6 Februari 2021.

Dilansir kabar besuki dari laman Antara News, satwa tersebut diyakini telah mati beberapa hari sebelumnya sebelum ditemukan oleh warga sekitar.

Selain itu, satwa yang memiliki panjangan tubuh dua meter dengan berat sekitar 140 kg itu telah diperkirakan bahwa sebenarnya terdampar sebelum akhirnya tewas.

Petugas BKSDA kini tengah melakukan penyelidikan apa penyebab dari kematian satwa lincah tersebut meski sempat ada spekulasi bahwa sebenarnya satwa itu tewas diakibatkan terkena keracunan dari air laut.

Baca Juga: Cuplikan Perfect Relationship Noh Jongeui dengan Bae Hyunsung dalam Video Teaser ‘Dear M’

Dugong merupakan mamalia laut berukuran sedang. Ini adalah salah satu dari empat spesies hidup dari ordo Sirenia, yang juga mencakup tiga spesies manatee.

Ini adalah satu-satunya perwakilan yang hidup dari famili Dugongidae yang pernah beragam; Kerabat terdekatnya yang modern, sapi laut Steller (Hydrodamalis gigas), diburu hingga punah pada abad ke-18.

Dugong adalah satu-satunya sirenian dalam jangkauannya, yang membentang di perairan sekitar 40 negara dan wilayah di seluruh Indo-Pasifik Barat serta sangat bergantung pada komunitas lamun untuk penghidupannya.

Akan tetap, satwa ini telah diburu selama ribuan tahun untuk diambil daging dan minyaknya. Perburuan tradisional masih memiliki makna budaya yang besar di beberapa negara dalam wilayah jelajah modernnya, khususnya Australia bagian utara dan Kepulauan Pasifik.

Distribusi dugong saat ini terpecah-pecah, dan banyak populasi diyakini hampir punah. IUCN mencantumkan duyung sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan, sedangkan Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Terancam Punah membatasi atau melarang perdagangan produk turunannya.

Baca Juga: 9 Tanda Ginjal Anda Tidak Berfungsi Baik, Mata Sembab Hingga Kulit Kering

Meskipun dilindungi secara hukum di banyak negara, penyebab utama penurunan populasi tetap bersifat antropogenik dan termasuk kematian terkait penangkapan ikan, degradasi habitat dan perburuan.

Dengan umur panjang 70 tahun atau lebih, dan kecepatan reproduksi yang lambat, duyung sangat rentan terhadap kepunahan.

Baca Juga: Wawancara dengan BNT International, Sunny SNSD Membagikan Goals di Masa Depannya

Akhirnya bangkai satwa mamalia tersebut dikuburkan dengan tidak jauh dari lokasi penemuannya oleh petugas BKSDA daerah Dumai.

Dilakukan penguburan ini disebabkan karena supaya tidak menimbulkan aroma yang tak sedap.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler