BPJS Kesehatan Bentuk Tim Khusus untuk Melacak Sumber Terkait Dugaan Kebocoran Data Pribadi

22 Mei 2021, 09:33 WIB
Foto: Ilustrasi hacker data /B_A/Pixabay

KABAR BESUKI - Media sosial sempat ramai dengan kabar mengenai kebocoran data demografis. 279 juta keping data penduduk Indonesia yang diduga berasal dari data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan diungkap dan dipertukarkan di forum hacker Raidforum pada 12 Mei 2021.

Menanggapi hal ini, pihak BPJS pun akhirnya mengerahkan tim khusus untuk melacak dan menemukan sumber terkait kabar kebocoran data pribadi peserta yang diperjualbelikan oknum melalui media sosial.

"Saat ini kami sedang melakukan penelusuran lebih lanjut untuk memastikan apakah data tersebut berasal dari BPJS Kesehatan atau bukan. Kami sudah mengerahkan tim khusus untuk sesegera mungkin melacak dan menemukan sumbernya," ujar Kepala Humas BPJS Kesehatan M Iqbal Anas Ma'ruf dalam surat pernyataan perusahaan yang diterima di Jakarta, Jumat malam.

Baca Juga: Ragu 3 Periode Jokowi Menjabat Jadi Presiden RI, Rocky Gerung Dianggap Dungu oleh Ruhut Sitompul

Iqbal menuturkan bahwa informasi yang beredar menyebutkan bahwa ada 279 juta data peserta yang terindikasi bocor. Sementara, jumlah peserta BPJS Kesehatan sampai Mei 2021 yang tercatat secara resmi berjumlah 222,4 juta jiwa. Baca juga: Sampel data bocor diduga identik dengan data BPJS Kesehatan

"Perlu kami tegaskan, bahwa BPJS Kesehatan konsisten memastikan keamanan data peserta BPJS Kesehatan dilindungi sebaik-baiknya," katanya.

Ia juga mengungkapkan bahwa upaya perlindungan data tersebut selama ini menggunakan 'big data kompleks' yang tersimpan di server BPJS Kesehatan.

"Kami memiliki sistem pengamanan data yang ketat dan berlapis sebagai upaya menjamin kerahasiaan data tersebut, termasuk di dalamnya data peserta JKN-KIS," ujarnya.

Baca Juga: Puskesmas Banyuwangi Lakukan Layanan Jemput Bola Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia, Target 150 Ribu Orang

Selain itu, BPJS Kesehatan secara rutin juga melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memberikan perlindungan data yang lebih maksimal. Sebelumnya, kabar terkait kebocoran data peserta BPJS Kesehatan beredar melalui sejumlah akun media sosial Twitter.

Sebelumnya informasi beredarnya kebocoran data pribadi ini berawal dari unggahan sebuah akun di media sosial Twitter.

Dari unggahan tersebut, sejumlah warga net memberikan komentar terkait situasi itu, di antaranya yang dipantau melalui akun @ndagels dan @Br_AM.

Pada akun tersebut diunggah tangkapan layar berisi percakapan oknum yang menjual sekitar 290 juta data penduduk Indonesia yang bersumber dari data situs BPJS Kesehatan. Komponen yang dijual berupa nama lengkap, Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor telepon, alamat, email, tanggungan, dan lainnya.

Baca Juga: Kembali Aktifitas Setelah Libur Lebaran, Bupati Banyuwangi Langsung Tancap Gas 'Ngantor di Desa'

Beberapa dari netizen yang turut mengecek sampel data yang ditawarkan dan mengklaim bahwa semua komponen sesuai. Netizen juga mengomentari argumentasi BPJS Kesehatan terkait selisih data peserta yang bocor lebih banyak dari data yang sebenarnya tercatat di BPJS Kesehatan.

"Argumentasi BPJS Kesehatan datanya gak sampe 290 juta, tapi kan ada juga data peserta yang sudah meninggal. Makanya bisa sampe 290 juta," komentar netizen.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Antaranews.com

Tags

Terkini

Terpopuler