KABAR BESUKI - Akademisi Rocky Gerung turut angkat bicara mengenai makna Idul Fitri khususnya bagi anak-anak Indonesia.
Rocky Gerung menyebut Idul Fitri dapat menjadi momentum tepat dalam rangka mewujudkan implementasi pendidikan kewarganegaraan yang dimulai dari kalangan anak-anak.
Rocky Gerung mengungkapkan, hampir setiap Idul Fitri tiba selalu diwarnai suasana kegembiraan yang terpancar dari anak-anak, ditandai dengan ramainya bunyi kentongan dan semacamnya.
"Buat anak-anak ada kegembiraan, pagi-pagi bunyi kentong, sahur bersama, segala macam. Dan kegembiraan itu yang menimbulkan keyakinan pada kita bahwa dalam diri manusia ada hal-hal yang tidak bisa diatur secara material," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Minggu, 1 Mei 2022.
Baca Juga: 15 Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri Paling Lucu dan Bikin Ngakak, Cocok untuk Sahabat dan Gebetan
Rocky Gerung menegaskan bahwa momentum Idul Fitri telah mengingatkan kepada seluruh manusia bahwa ada beberapa hal yang tak bisa diatur secara material.
Pria yang pernah menjadi pengajar di Universitas Indonesia (UI) itu menilai, kegembiraan yang datang dari anak-anak pada saat Idul Fitri tiba tidaklah dilakukan secara terorganisir layaknya para sales di sejumlah pusat perbelanjaan yang menggelar diskon besar-besaran.
Dia juga mengungkapkan, kegembiraan yang terpancar dari anak-anak saat Idul Fitri tiba benar-benar datang dari hati nurani yang bersih dan rasa persahabatan yang tulus.
"Kegembiraan itu nggak mungkin diorganisir di mal-mal yang buat diskon segala macam, itu lain lagi karena persahabatan di pagi hari itu menimbulkan suasana yang sangat jauh berbeda dengan ketemu orang di mal," ujarnya.
Baca Juga: 35 Kata-kata Ucapan Hari Raya Idul Fitri, Terbaru dan Menyentuh Hati
Rocky Gerung juga menyebut, raut wajah anak-anak pada momentum Idul Fitri menyiratkan sebuah pesan moral bahwa setiap harapan selalu lahir dari keluguan mereka.
Filsuf asal Manado itu mengatakan, keluguan yang datang dari anak-anak menjadikan suasana Idul Fitri menjadi penuh dengan kegembiraan bagi siapapun yang merayakannya.
"Jadi anak-anak itu selalu punya semacam pesan moral bahwa harapan itu selalu datang dari keluguan. Jadi karena lugu, mereka merasa 'Oke, kita bermain-main arak-arakan', itu soalnya," katanya.
Meski anak-anak kerap mengekspresikan keluguannya di luar batas hingga membuat sebagian orang merasa terganggu, namun Rocky Gerung menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang wajar, terlebih fase anak-anak merupakan momentum tepat untuk melatih implementasi mengenai pendidikan kewarganegaraan.
"Walaupun kadangkala banyak yang merasa terganggu karena arak-arakannya berlebihan, tetapi begitu mereka tau anak-anak ya udah, itu kesempatan baik untuk melakukan pendidikan kewarganegaraan," ujar dia.
Baca Juga: Link Twibbon Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriyah yang Bisa Kamu Jadikan Status di Media Sosial
Mengenai adanya potensi perbedaan penetapan Hari Raya Idul Fitri 1443 H, Rocky Gerung menegaskan bahwa hal tersebut tak perlu dipermasalahkan.
Menurutnya, perbedaan metodologi dalam menetapkan 1 Syawal 1443 H merupakan hal yang biasa terjadi, namun memiliki esensi yang sama.
Bahkan kata dia, perbedaan metodologi tersebut tak akan mengurangi kefitrian manusia saat menyambul Hari Raya Idul Fitri.
"Itu hal yang secara metodologi berbeda, tetapi esensinya sama, merayakan hari raya. Dan memang ada dua cara memastikan tanggal, kepastian mata dan kepastian perhitungan matematik. Tetapi itu hal yang bukan intinya sebetulnya, kefitrian manusia tidak dibatalkan karena perbedaan metodologi itu tuh," tuturnya.***