Ogah Minta Maaf, Pemerintah Singapura Klaim UAS Telah Meradikalisasi Warganya: Bahasanya Sangat Memecah Belah

24 Mei 2022, 15:15 WIB
pemerintah singapura klaim UAS ajarkan radikalisme. /Tangkapan Layar Youtube/Ustadz Abdul Somad Official

KABAR BESUKI – Menteri Dalam Negeri Singapura (Mendagri) K Shanmugam buka suara mengenai kebijakan negaranya yang menolak Ustadz Abdul Somad (UAS).

Shanmugam mengatakan bahwa Singapura menentang keras ajaran yang berpotensi memecah belah antar masyarakat dan menolak meminta maaf soal UAS.

ia mengatakan bahwa pihak pemerintah Singapura sudah memantau gerak-gerik UAS yang dinilai telah mempengaruhi dan meradikalisasi warga di negaranya.

Shanmugam mengatakan bahwa beberapa orang di negaranya terpapar ajaran radikalisme yang disampaikan oleh UAS, salah satunya yakni anak berusia 17 tahun yang meyakini bahwa bom bunuh diri sebagai tindakan kemartiran.

Remaja berusia 17 tahun itu menonton ceramah UAS di Youtube. Ia mempercayai bahwa perjuangan kelompok ISIS dan mati sebagai pelaku bom bunuh diri akan mencapai surga sebagai ganjarannya.

Baca Juga: Al Ghazali Buka Suara Soal Buku Buku Nikahnya yang Beredar di Media Sosial: Itu Memang Benar

“Jadi anda bisa lihat ceramah Somad telah berdampak di dunia nyata,” kata Shanmugam seperti dikutip Kabar Besuki dari Strait Times pada 24 Mei 2022.

Shanmugam juga mengatakan bahwa UAS dinilai telah menyebarkan ajaran ekstrimis dan perpecahan yang tidak dapat diterima di Singapura.

Oleh karena itu, pihak pemerintah Singapura mengambil sikap tegas dengan menolak UAS mengunjungi negaranya.

“Bahasanya, retorikanya, seperti yang anda lihat, sangat memecah belah, sama sekali tidak dapat diterima di Singapura,” ujar Shanmugam.

Lebih lanjut, Shanmugam juga menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menyampaikan permintaan maaf kepada UAS terkait keputusan tersebut.

Baca Juga: Ramalan Shio Kuda, Ayam, Anjing dan Babi Besok Rabu 25 Mei 2022

Sebab menurutnya, keputusan penolakan UAS itu merupakan hak Singapura untuk memberikan keamanan bagi warganya.

“Bahkan jika dia dalam kunjungan pribadi, itu tidak menghalangi dia untuk mengatakan beberapa hal ketika dia ada disini, ini adalah hak kami untuk memutuskan apa yang dibutuhkan keamanan kami,” terangnya.

Shanmugam menegaskan bahwa pihak Singapura bukan menentang agama yang dianut oleh UAS, melainkan pandangannya.

“Somad tidak dipilih untuk agamanya, tetapi pandangannya yang tidak dapat diterima dalam konteks Singapura,” pungkasnya.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Strait Times

Tags

Terkini

Terpopuler