Toko Roti Paris Baguette Diboikot Warga Korsel, Masih Beroperasi Setelah Pegawai Tewas Tergiling Mesin

28 Oktober 2022, 18:13 WIB
Toko Roti Paris Baguette Diboikot Warga Korsel /Tangkap layar/koreaboo/

KABAR BESUKI – Paris Baguette yang merupakan salah satu toko roti di Korea diboikot ramai-ramai oleh warga Korea Selatan (Korsel).

Hal ini terjadi karena buntut dari kejadian naas salah satu pegawai tewas tergiling mesin di pabrik roti tersebut.

Dikutip dari Korea Times, salah seorang pegawai Paris Baguette itu berusia 23 tahun, dan telah tewas dalam kecelakaan kerja usai tubuhnya terjepit mesin pengaduk saus pada Sabtu, 14 Oktober 2022.

Diketahui pula bahwa korban menjalankan mesin pengaduk saus sendirian saat bekerja di shift malam.

Baca Juga: Lirik Lagu dan Terjemahan ‘The Astronaut’ Single Terbaru Jin BTS, Tersedia Dalam Lirik Romanize

Entah bagaimana korban bisa berada dalam situasi bahaya tersebut, karena tubuh korban sudah dalam kondisi hancur pada keesokan harinya saat ditemukan oleh rekan-rekan kerja.

Kendati demikian, Paris Baguette dikabarkan masih tetap beroperasi sehari setelah kejadian naas yang menimpa salah satu pegawainya itu.

Sementara pegawai lain yang melihat dan menarik tubuh rekan kerja mereka yang sudah hancur, justru masih diminta untuk bekerja di sebelah lokasi kecelakaan.

Hal ini memicu kemarahan konsumen dan beramai-ramai meminta agar Paris Baguette di boikot sesegera mungkin.

Sebenarnya, kemarahan konsumen tidak hanya merujuk pada kejadian ini.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Besok Sabtu 29 Oktober 2022: Cek Peruntungan Leo, Virgo, Libra, dan Scorpio

Seminggu sebelumnya insiden kecelakaan lain juga pernah terjadi, dimana tangan seorang pegawai tersangkut di mesin lini produksi lain.

Akan tetapi, pihak perusahaan tidak mengirimnya ke rumah sakit, lantaran si pekerja masih berstatus sebagai pegawai tidak tetap.

Kemarahan konsumen membawa sekelompok serikat pekerja dan anggota masyarakat umum menggelar protes di depan kantor perusahaan Paris Baguette.

Aksi didukung oleh Konfederasi Umum Buruh Prancis CGT, bahkan mereka bergabung meramaikan aksi protes tersebut.

Dimana, serikat pekerja akan berkumpul di depan cabang Baguette Paris di Chatelet, Paris untuk mengutuk perlakuan tidak manusiawi SPC terhadap pekerja dan pelanggaran hak asasi manusia.

Baca Juga: Penayangan M COUNTDOWN di MOJI Kembali Berpotensi Libur Sementara Hingga 6 November 2022, Ini Alasannya

Namun, Pengadilan Distrik Pusat Seoul memutuskan menentang protes yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat  tersebut.

Anggota serikat pekerja dan organisasi tidak dapat mengadakan protes satu orang dalam jarak 100 meter dari toko SPC mana pun atau membuat orang lain melakukannya.

Hal ini lantaran Surat permohonan maaf telah dirilis kepada publik oleh SPC Group pada 17 Oktober lalu atau satu hari setelah Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol memerintahkan penyelidikan atas kematian pekerja itu.

Untuk mendapatkan kepercayaan publik kembali, presiden SPC Group, Hwang Jae-bok berjanji akan mengeluarkan USD 67 juta atau Rp 1.03 triliun selama tiga tahun ke depan untuk meningkatkan keselamatan pekerja.***

Editor: Raudatul Jannah

Tags

Terkini

Terpopuler