Anda Harus Mengetahui Penjelasan Peneliti, Saat Virus COVID-19 Mulai Memasuki Otak

- 2 Januari 2021, 07:58 WIB
Ilustrasi Corona virus
Ilustrasi Corona virus /Pixabay

KABAR BESUKI - Semakin banyak bukti yang keluar bahwa orang yang menderita COVID-19 memiliki efek kognitif, seperti kabut otak dan kelelahan.

Dan para peneliti menemukan alasannya, yaitu Virus SARS-CoV-2 seperti banyak virus sebelumnya, adalah berita buruk bagi otak. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan 16 Desember di Nature Neuroscience, para peneliti menemukan bahwa protein yang sering digambarkan sebagai lengan merah virus, dapat melewati sawar darah otak pada tikus.

Ini sangat menunjukkan bahwa SARS-CoV-2, penyebab COVID-19, bisa masuk ke otak. Protein lonjakan, sering disebut protein S1 yaitu menentukan sel mana yang dapat dimasuki virus.

Baca Juga: Nelayan Menemukan Drone Bawah Air di Pulau Bonerate, Perairan Laut Indonesia

Biasanya, virus melakukan hal yang sama dengan protein pengikatnya. Kata penulis koresponden William A. Banks, seorang profesor kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Washington dan dokter dan peneliti Sistem Perawatan Kesehatan Urusan Veteran Puget Sound.

Mengatakan protein pengikat seperti S1 biasanya dengan sendirinya menyebabkan kerusakan karena terlepas dari virus dan menyebabkan peradangan.

"Protein S1 kemungkinan menyebabkan otak melepaskan sitokin dan produk inflamasi," katanya.

Baca Juga: FTV Kisah Nyata Indosiar Menuai Hujatan Karena Sindir Kpopers

Di kalangan sains, peradangan hebat yang disebabkan oleh infeksi COVID-19 disebut badai sitokin. Sistem kekebalan, setelah melihat virus dan proteinnya, bereaksi berlebihan dalam upayanya untuk membunuh virus yang menyerang. Orang yang terinfeksi dibiarkan dengan kabut otak, kelelahan dan masalah kognitif lainnya.

Halaman:

Editor: Yayang Hardita

Sumber: ScienceDaily


Tags

Terkini