Rokok Berdampak Pada Kemiskinan dan Kekerdilan, UI: Ini Akibat Harga Rokok Masih Terjangkau

- 25 Januari 2021, 22:12 WIB
Ilustrasi Rokok.
Ilustrasi Rokok. /pixabay.com/ geralt

KABAR BESUKI – Industri rokok masih menjadi salah satu penyumbang cukai terbesar di Indonesia.

Konsumsi rokok masyarakat Indonesia mencapai lebih dari 300 miliar batang. Dengan populasi terbesar keempat dunia, jumlah perokok di Indonesia ditaksir mencapai 65,19 juta orang.

Kendati demikian, konsumsi rokok menjadi salah satu faktor yang dapat berdampak pada kemiskinan di Indonesia.  

Baca Juga: Chelsea Resmi Pecat Frank Lampard, Thomas Tuchel Jadi Kandidat Pengganti

Peneliti Pusat Kajian Jaminan Sosial (PKJS) Universitas Indonesia Renny Nurhasanah mengatakan konsumsi rokok yang tidak terkendali dapat berdampak terhadap kemiskinan hingga kekerdilan pada anak.

"Akibat dari harga rokok yang masih terjangkau adalah peningkatan perokok anak, anak 'stunting' (kekerdilan), kemiskinan, hingga mengganggu program bantuan sosial pemerintah," kata Renny seperi dikutip dari laman Antara pada Senin, 25 Januari 2021.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2018, prevalensi perokok anak mencapai 9,1 persen. Angka ini masih bisa naik di tahun depan.

Data prevalensi ini berbeda dari sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019 yang memprediksi prevalensi perokok anak turun menjadi 5,4 persen.

Baca Juga: BTS Tampil Memukau Saat Bawakan Lagu ‘Dynamite’ di Tokopedia WIB TV Show

"Rokok juga menjadi salah satu faktor risiko kesakitan, kematian, dan disabilitas. Kejadian anak 'stunting' 5,5 persen lebih tinggi pada anak dengan orang tua yang merokok," ujar Renny pada diskusi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta yang digelar secara virtual pada Senin. 25 Januari 2021.

Halaman:

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Antaranews.com


Tags

Terkini

x