Dianggap Tentara Myanmar Terlalu Brutal dan Berdarah Hingga Puluhan Orang Tewas, PBB Mendesak untuk Mengambil

- 4 Maret 2021, 13:08 WIB
ILUSTRASI Bendera Myanmar,
ILUSTRASI Bendera Myanmar, /Choirun Nissa/*/PIXABAY

KABAR BESUKI - Para pengunjuk rasa berjongkok setelah polisi melepaskan tembakan untuk membubarkan protes anti-kudeta di Mandalay, Myanmar, pada 3 Maret.

Para pengunjuk rasa berjongkok setelah polisi melepaskan tembakan untuk membubarkan protes. Menurut PBB, Setidaknya 38 orang yang tewas di tangan pasukan keamanan hari itu.

Dilansir dari Wahingtonpost, Christine Schraner Burgener, utusan khusus PBB untuk Myanmar mengatakan,“Bagaimana kita bisa mengawasi situasi ini lebih lama lagi?”. Dia mengatakan militer menggunakan senapan mesin ringan 9mm dan senjata otomatis lainnya untuk menembak jatuh warga sipil.

Baca Juga: Ngeri, Kasus Obesitas di Indonesia Kian Meningkat, Kenali Pemicu Serta Cara Menanganinya!

Kematian Angel, 19 tahun yang tewas tertembak di kepala, dan kematian para pengunjuk rasa muda lainnya, telah muncul sebagai titik nyala baru bagi pengunjuk rasa demokrasi di Myanmar, yang berjuang untuk memulihkan pemerintahan sipil, yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi, dan menggulingkan militer dari kekuasaan.

Foto-foto remaja berusia 19 tahun yang diambil beberapa saat sebelum kematiannya dengan kacamata yang jelas tergantung di lehernya, tatapannya menantang, telah menjadi simbol dari gerakan tersebut.

Protes massal terhadap militer dimulai segera setelah para jenderal menangkap Suu Kyi, yang memimpin pemerintahan sipil dalam peran sebagai penasihat negara, dan Presiden Win Myint serta menteri lainnya, merebut kekuasaan dalam kudeta.

Ketika gerakan protes mendapatkan daya tarik di seluruh negeri, militer Myanmar menanggapi dengan kebrutalan, menembak secara acak ke kerumunan dan menembaki pengunjuk rasa.

Menembak untuk membunuh dengan membidik kepala atau dada pengunjuk rasa, telah muncul sebagai taktik pengendalian massa, karena penembak jitu mengambil sasaran dan berharap kematian mereka akan membuat pengunjuk rasa melarikan diri dan membubarkan kerumunan.

Halaman:

Editor: Yayang Hardita

Sumber: washingtonpost.com


Tags

Terkini

x