KABAR BESUKI - Harga emas jatuh lebih jauh di bawah $ 1.700 pada akhir sesi Jumat (Sabtu pagi WIB), melayang ke level terendah 9 bulan.
Setelah data ketenagakerjaan Amerika Serikat yang lebih baik dari perkiraan mendukung dolar dan bahwa imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat semakin menguat, menempatkan logam menjadi penurunan mingguan ketiga berturut-turut.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Stock Exchange, turun $ 2,2, atau 0,13 persen, menjadi ditutup pada $ 1,698,50 per ounce, penyelesaian terendah sejak Juni.
Sehari sebelumnya, di hari Kamis tanggal 4 Maret 2021 kemarin, harga emas berjangka sempat turun US $ 15,10 atau 0,88 persen menjadi US $ 1.700,70.
Harga emas berjangka juga turun US $ 17,8 atau 1,03 persen menjadi US $ 1.715,80 pada Rabu 3 Maret 2021 setelah naik US $ 10,6 atau 0,62 persen menjadi 1.733,60 dolar AS pada Selasa 2 Maret 2021 dan ambruk 5,8 dolar AS atau 0,34 persen menjadi 1.723,00 dolar AS pada Senin 1 Maret 2021.
"Optimisme dalam hal ekonomi ke depan terus mendorong imbal hasil obligasi lebih tinggi dan ini tentunya menghilangkan banyak keuntungan di pasar komoditas, termasuk emas," kata David Meger selaku direktur High Ridge Futures dari Metals Trading.
Dilansir Kabar Besuki dari ANTARA, Departemen Tenaga Kerja AS merilis laporan pekerjaan bulanannya pada hari Jumat, menunjukkan bahwa Amerika Serikat menciptakan 379.000 pekerjaan baru di bulan Februari.
Kenaikan terbesar dalam empat bulan dan jauh lebih baik daripada kenaikan 166.000 di bulan Januari dan tingkat pengangguran turun menjadi 6,2 persen di bulan Februari dari 6.3 persen di bulan Januari.