Sah Dikatakan Sebagai Laki-Laki Aprilia Manganang Mengalami Hipospadia, Apa Itu?

- 11 Maret 2021, 09:38 WIB
Serda Aprilia Manganang bakal ganti nama//
Serda Aprilia Manganang bakal ganti nama// /instagram.com/ @apriliamanangang_ @fansapriliamanganang

Baca Juga: Lirik dan Chord ‘Sholatun Bissalamil Mubin’ oleh Wafiq Azizah, Lantunkan untuk Memperingati Isra’ Miraj 2021

Anak laki-laki dengan hipospadia terkadang memiliki penis yang melengkung. Akibat letak lubang kencing yang tidak normal, anak dengan hipospadia akan memiliki masalah dengan percikan urin yang tidak normal, dan mungkin harus duduk untuk buang air kecil.

Pada beberapa anak laki-laki dengan hipospadia, testis belum sepenuhnya turun ke dalam skrotum.

Jika hipospadia tidak ditangani dapat menyebabkan masalah di kemudian hari, seperti kesulitan melakukan hubungan seksual atau kesulitan buang air kecil saat berdiri.

Di Amerika Serikat, para peneliti memperkirakan ada 1 dari 200 bayi lahir dengan hipospadia lalu menjadikannya salah satu cacat lahir yang paling umum.

Baca Juga: Kabar Gembira! Wahana Baru Baby Dinosaurus Akan Hadir di Dufan Ancol, untuk Menghibur Pengunjung yang Berlibur

Perawatan untuk hipospadia tergantung pada jenis cacat yang dimiliki anak laki-laki tersebut. Sebagian besar kasus hipospadia memerlukan pembedahan.

Dan jika diperlukan pembedahan, biasanya dilakukan saat anak laki-laki berusia antara 3-18 bulan. Dalam beberapa kasus, pembedahan dilakukan secara bertahap.

Tindakan yang dilakukan dalam operasi bisa saja termasuk menempatkan uretra di tempat yang tepat, memperbaiki lekukan di penis, dan memperbaiki kulit di sekitar pembukaan uretra. Karena dokter mungkin perlu menggunakan kulup untuk melakukan tindakan koreksi, bayi laki-laki dengan hipospadia sebaiknya tidak disunat.

Baca Juga: Sadarkah Anda, Mengapa Banyak Karater Kartun Berwarna Kuning? Simak Penjelasan Berikut Ini

Penyebab dan faktor risiko

Penyebab hipospadia pada kebanyakan bayi tidak diketahui. Dalam kebanyakan kasus, hipospadia dianggap disebabkan oleh kombinasi gen dan faktor lain, seperti lingkungan ibu, atau makanan atau minuman ibu, atau obat-obatan tertentu yang dikonsumsi selama kehamilan.

Beberapa tahun terakhir, peneliti CDC telah melaporkan temuan penting tentang beberapa faktor yang mempengaruhi risiko memiliki bayi laki-laki dengan hipospadia, di antaranya ibu yang berusia 35 tahun atau lebih dan dianggap obesitas memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan hipospadia.

Baca Juga: Rekomendasi Hidangan Sehat Spesial Isra’ Miraj 2021, Cobalah 5 Resep dari Bahan Dada Ayam Berikut Ini

Halaman:

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Antaranews.com


Tags

Terkini