“Saat saya dalam tahanan Presiden ABIM mengusulkan agar saya menerjemahkan Tafsir Al-Azhar dalam Bahasa Inggris, namun saya rasa amat sukar karena Buya Hamka sastrawan sehingga untuk menerjemahkan pantun sukar sekali,” imbuhnya.
Baca Juga: Meskipun di Tengah PPKM, Sejumlah Taman Kota di Jakarta Pusat Ini Telah Dibuka untuk Warga
Ibunya lah yang mengenalkan Anwar Ibrahim akan karya-karya Buya Hamka, seperti “Tenggelamnya Kapal Van Derwijk”, “Merantau ke Deli”, “Tuan Direktur” kemudian masuk ke “Tasawuf Moderen” dan ‘Tafsir Al-Azhar”.
“Beliau juga tokoh Muahammadiyah spesial seperti disampaikan Ananda Ahmad Farhan Rosli (Presiden Persatuan Kebangsaan Pelajar Islam Malaysia), yang menghadirkan pemikiran dan sikap yang damai tetapi kritis, berfikiran maju dan progresif,” ucapnya.
Seminar tersebut diselenggarakan oleh beberapa pihak, di antaranya: Persatuan Kebangsaan Pelajar Islam Malaysia (PKPIM), Institut Darul Ehsan (IDE), Persekutuan Pelajar Islam Asia Tenggara (PEPIAT), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), The International of Islamic Thought (IIIT) dan HAMKA Center.***