KABAR BESUKI - Sekelompok ilmuwan dan analis mengatakan jika banyaknya beredar berita bohong atau hoax di media sosial mengenai perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati memiliki dampak mengkhawatirkan.
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan oleh Royal Swedish Academy of Science, disebutkan bahwa memerangi ancaman terhadap perubahan iklim akan sulit jika pengguna sosial media terus menyerang para pejuang lingkungan.
Menurut mereka, kerja sama internasional yang dilakukan untuk menghentikan pemanasan global akan tersendat jika mendapat serangan-serangan dari media sosial seperti dilansir Kabar Besuki dari the Guardian.
Baca Juga: Diskon Hingga 90% PLUS Voucher, Belanjaan Kamu Jadi Lebih Murah Lagi di Shopee Murah Lebay!
Owen Gaffney salah satu penulis laporan tersebut mengatakan jika berita palsu di media sosial menciptakan keadaan yang mencemaskan.
"Laporan media sosial telah menciptakan lingkungan beracun di mana sekarang sangat sulit untuk membedakan realita dari fiksi," kata Gaffney.
Ia juga mengatakan jika salah satu ancaman terbesar manusia saat ini adalah susahnya membedakan mana yang fakta dan fiksi.
"Hal ini merusak demokrasi, yang membatasi ilmuwan dan lainnya untuk membuat keputusan jangka panjang demi menyelamatkan planet bumi," lanjutnya.