Dua Desa di Bangkalan Jadi Tempat Agrowisata dengan Tajuk 'Desa Petik Salak' oleh Pemkab Bangkalan

- 26 Maret 2021, 07:48 WIB
Pohon-pohon salak di Bangkalan
Pohon-pohon salak di Bangkalan /bangkalankab.go.id

KABAR BESUKI - Bangkalan merupakan salah satu kabupaten dari empat kabupaten yang ada di Madura. Selain disebutnya Kota Dzikir dan Sholawat, Bangkalan juga dikenal dengan sebutan lain yakni kota Salak.

Dalam waktu dekat, Pemerintah Kabupaten Bangkalan memiliki rencana untuk melestarikan agrowisata salak dengan mencanangkan program Desa Wisata Petik Salak.

Dilansir Kabar Besuki dari bangkalankab.go.id, Puguh Santoso selaku Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Dipertapahorbun) Bangkalan menjelaskan bahwa Wisata Petik Salak ditujukan untuk membuat ekosistem pohon salak tetap terjaga dan tidak mengalami kepunahan, khususnya di Kota Bangkalan.

 
"Untuk melestarikan itu, kami berencana akan membangun Wisata Petik Salak di dua desa yang ada, " kata Puguh pada Kamis, 25 Maret 2021. Dalam pemarannya ia juga menjelaskan tentang beberapa desa yang masih produktif untuk penghasilan salak, yakni Desa Bilaporah, Socah dan Kramat Kota,

Banyaknya jenis salak yang ada di kota Bangkalan, menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang memang asli Bangkalan, maupun pendatang. Hal itu sejalan dengan pernyataan Puguh, bahwa peminat buah salak memang masih banyak, terutama salak yang berasal desa Kramat menjadi incaran para pembeli.
 

Beberapa jenis salak yang ada di Bangkalan yakni, salak sinyonya, salak kerbau, salak nangka, dan masih ada beberapa lagi. Puguh mengatakan bahwa ada total sembilan jenis salak yang tumbuh di wilayah Bangkalan.

Salak yang menjadi incaran para pembeli, sebelumnya memiliki nama salak Se'nase', sebelum diubah namanya oleh Kementerian Pertanian. Seperti kata Puguh, ""Salak ini biasa disebut dengan salak Se'nase'. Tapi sudah diubah oleh Kementerian Pertanian pada 2005 lalu menjadi salak Kramat,"
 

Kekhawatiran Pemerintah Bangkalan terhadap punahnya pohon salak di Bangkalan, salah satunya karena faktor sering adanya penebangan yang dilakukan oleh warga.

Oleh sebab itu, Puguh menghimbau terhadap masyarakat untuk tetap menjaga dan merawat pohon salak yang masih terbilang produktif dalam pelestariannya. Sebagai icon Bangkalan, yakni Kota Salak, harus tetap hidup dan tidak boleh mati.

"Hal ini juga bagian dari mempertahankan icon kota salak. Sehingga masyarakat yang berkunjung ke Bangkalan bisa menikmati ciri khas tersebut," pungkas Puguh. ***

Editor: Surya Eka Aditama

Sumber: Humas Bangkalan


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x