Ketika kapal tersebut disandera, terdapat sejumlah dua puluh orang awak kapal yang terdiri dari sebelas orang warga negara Myanmar, lima orang warga negara Korea Selatan, dua orang WNI, dan dua orang warga negara Vietnam.
Dari dua puluh orang tersebut, hanya kapten yang berasal dari Korea Selatan yang masih ditahan untuk keperluan pemeriksaan.
Sementara yang lainnya masih berada di Iran untuk perawatan kapal atau telah meninggalkan negara itu.
Belum diketahui pasti penyebab utama Iran sepakat untuk melepaskan kapal milik Korea Selatan beserta kaptennya.
Akan tetapi, spekulasi muncul ketika mengetahui bahwa Seoul dan Teheran mungkin telah mencatatkan kemajuan dalam menangani seruan negara Timur Tengah itu untuk membuka dananya (senilai 7 miliar dolar AS) yang dibekukan Korea Selatan di bawah sanksi AS.
Adapun kedua negara tersebut juga telah berkonsultasi mengenai cara mengeluarkan sebagian dana dari Iran melalui peraturan perdagangan produk-produk kemanusiaan Swiss, yang dirancang untuk memfasilitasi aliran barang-barang kemanusiaan ke Iran.
Bersamaan dengan hal tersebut, muncul spekulasi yang beredar bahwa penyitaan itu berkaitan dengan kemarahan Iran terhadap dana yang telah dibekukan oleh pihak Korea Selatan.
Akan tetapi, Teheran membantah adanya spekulasi tersebut sekaligus menegaskan kepada awak media bahwa hal tersebut terjadi dikarenakan murni kesalahan teknis semata.***