Pencarian KRI Nanggala-402 yang Hilang di Perairan Bali, Pakar Sebut Kapal Tak Bisa Bertahan di Kedalaman 700m

- 23 April 2021, 13:34 WIB
Foto: KRI Nanggala-402/ M Risyal Hidayat
Foto: KRI Nanggala-402/ M Risyal Hidayat /Rianti S/Antara Foto/via REUTERS/Files

KABAR BESUKI - Kapal selam milik TNI AL, KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan Bali ketika menjalankan misi latihan gabungan masih terus dalam pencarian.

Dalam sebuah keterangan resmi, Kasal Laksamana TNI Yudo Margono memperkirakan oksigen dalam KRI Nanggala 402 dapat bertahan hingga 72 jam dalam kondisi blackout. Dengan kata lain kapal hanya bisa bertahan hingga Sabtu 24 April 2021.

Kapal selam bertenaga diesel tersebut sebelum hilang kontak telah meminta izin untuk menyelam dan berencana untuk melakukan latihan penembakan torpedo SUT.

Baca Juga: Serentak, Seluruh Prajurit TNI AL Doa Bersama Berharap KRI Nanggala-402 Segera Ditemukan

Sejumlah negara telah menanggapi permintaan bantuan, seperti Malaysia dan Singapura yang telah mengirimkan kapal pencari, begitu pula dengan Australia yang mengatakan akan menawarkan bantuan dengan cara apapun yang bisa mereka lakukan.

Departemen Pertahanan AS juga ikut membantu pencarian dengan mengirim 'aset udara'. Hal tersebut dikatakan oleh juru bicara Pentagon, John Kirby dalam akun Twitternya.

TNI AL yakin jika kapal selam ini telah berada di kedalaman hingga 600-700m, tiga kali lebih dalam dari kedalaman maksimal yang dapat ditangani KRI Nanggala 402.

Baca Juga: Hasil Penelitian Menunjukkan, Pria yang Suka Foto Selfie Dianggap Miliki Sifat Psikopat

Ahn Guk-Hyeon, seorang pejabat dari Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering Korea Selatan yang memperlengkap kembali KRI Nanggala 402 di tahun 2009-2012, mengatakan jika kapal selam itu akan hancur jika lebih dalam dari 200m, seperti dilansir Kabar Besuki dari The Guardian. 

Ia juga mengatakan jika perusahaannya telah banyak meningkatkan infrastruktur internal kapal selam, tetapi tidak memiliki informasi terbaru tentang kapal ini.

Kemudian Frank Owen, sekretaris dari Submarine Institute of Australia, juga mengatakan kapal selam itu mungkin terlalu dalam untuk dioperasikan oleh tim penyelamat.

Baca Juga: Update Terbaru Pencarian Kapal Selam KRI Nanggala-402, Dapat Bantuan Negara Lain Hingga Penemuan Titik Magnet

"Sebagian besar sistem penyelamatan biasanya hanya sedalam 600m. Mereka mungkin masih bisa masuk lebih dalam lagi karena adanya margin keselamatan pada desainnya, tetapi pompa dan sistem lain yang terkait dengannya mungkin tidak memiliki kapasitas untuk beroperasi," kata Owen.

Dengan begitu kapal selam tersebut mungkin bisa bertahan pada kedalam hingga 600 meter, namun tidak dapat dioperasikan.

Owen yang juga merupakan mantan pelaut kapal selam yang juga mengembangkan sistem penyelamatan kapal selam Australia, juga mengatakan jika kapal Indonesia tidak dilengkapi dengan kursi penyelamat di sekitar pintu darurat yang dirancang untuk penyelamatan bawah air.

Baca Juga: Mendahului Truk, Honda Beat Hantam Mobil Ertiga di Kalibaru, Satu Korban Meninggal Dunia dan Satu Patah Tulang

Ia melanjutkan jika kapal selam penyelamat dapat menyelamat kan kapal selam yang tidak beroperasi, dengan membuat sambungan waterproof yang terpasang di kursi penyelamat. Dengan begitu palka kapal selam dapat dibuka tanpa risiko kapal akan kemasukan air.

Lebih jauh Owen mengatakan jika KRI Nanggala 402 masih  dapat diselamatkan tanpa kerusakan jika ditemukan pada kedalaman 500m. Namun tidak dapat mengatakan apa yang terjadi jika kapal itu jatuh pada kedalam 700m atau lebih.

Menurut keterangan dari Humas Setjen Kemhan, melalui pengamatan helikopter ditemukan tumpahan minyak di sekitar posisi awal menyelam KRI Nanggala. Namun belum ada bukti konklusif jika tumpahan minyak tersebut terkait dengan hilangnya kapal selam.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 23 April 2021: Rafael Bekerja Sama dengan Rendy dan Berhasil Mendapatkan Petunjuk Baru

Presiden Joko Widodo juga telah mendesak Panglima TNI untuk mengoptimalkan pencarian KRI Nanggala 402 yang berawak 53 orang.

"Prioritas utama adalah keselamatan 53 awak kapal," tegas Jokowi.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: The Guardian


Tags

Terkini

x