Heboh! Guru dari Sukabumi Alami Kelumpuhan Usai Jalani Vaksinasi Tahap Ke-2, Begini Tanggapan KIPI

- 2 Mei 2021, 11:58 WIB
Foto: Susan guru yang alami kelumpuhan usai vaksinasi tahap 2
Foto: Susan guru yang alami kelumpuhan usai vaksinasi tahap 2 /Dicky S/Instagram/@wawsehat

KABAR BESUKI - Susan perempuan 31 tahun asal Kampung Pasir Talaga, Desa Cicadas, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi mengalami kelumpuhan dan gangguan penglihatan usai menjalani vaksinasi COVID-19 tahap dua.

"Saya seorang guru, harus mendidik anak kalaupun saya bisa jalan, kalau tidak bisa masuk seperti biasa, saya harus bagaimana? Perjalanan saya masih panjang, saya punya keinginan, saya punya cita-cita," ungkap susan.
 
Itulah isi petikan ucapan Susan guru dari Kabupaten Sukabumi yang mengalami kelumpuhan usai vaksinasi tahap ke-2 dilaksanakan.
 
Baca Juga: Tega! Adly Fairuz Laporkan Ibu Angbeen Rishi ke Polisi, Ngotot Ingin Lanjutkan Perkara ke Pengadilan
 
Sejumlah fakta mengemukan, mulai dari rasa pusing, mual hingga saat vaksinasi pertama hingga berujung kelumpuhan dan gangguan penglihatan.
 
Dikutip Kabar Besuku dari akun Instagram @wawsehat, cerita tentang kelumpuhan dan gangguan penglihatan yang dialami Susan, berawal dari postingan warganet di media sosial. Warganet bernama Rudi Ripandi, dalam unggahannya mengetag nama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Kemenkes dan sejumlah pihak lainnya. 
 
Rudi juga menyebut kejadian yang dialami guru Susan terjadi setelah menjalani vaksinsi ke-2.
 
Susan menceritakan gejala sudah dirasakan sejak vaksin pertama. Namun kondisi itu tidak separah dengan vaksin tahap dua.
 
 
"Yang pertama ditemenin sama Bu Empi (rekan sesama guru), ada efek pusing sama kunang-kunang, istirahat hampir satu jam. Ketika vaksin kedua reaksinya pusing, mulai sesak sama lemas. Terus kayak gini, tangan kaku. Lelah saat di lokasi vaksin masih ada cahaya, masih kunang-kunang setelah ingat di rumah sakit pelabuhan sudah gelap. Sekarang sudah ada bayangan lagi, bisa membedakan warna," ujarnya.
 
Menurut adik kandung Susan, Yayu (26), vaksinasi itu dilakukan sebulan lalu. Saat itu vaksinasi dilakukan di Puskesmas Cisolok bersama ratusan tenaga pengajar yang lain.
 
Setelah 10 menit disuntik, menurut Yayu, kakaknya tiba-tiba mengeluh pusing dan tubuh lemas.
 
"Nah, pada saat disuntik itu sebenarnya keluar darah, darahnya banyak. Teteh (kakak) sampai bilang darahnya mancer (menyembur) katanya kayak gitu, terus disuruh duduk. Disuruh duduk bukannya membaik, malah merasa sesak," ujar Yayu.
 
 
Setelah itu Susan mengeluhkan tangan dan kakinya terasa kaku dan penglihatannya menjadi buram.
 
Saat dikonfirmasi terkait kondisi Susan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi Harun Alrasyid menjelaskan, kondisi Susan belum tentu disebabkan vaksin Covid-19.
 
Pihaknya juga masih menunggu hasil penyelidikan dari Kelompok Kerja (Pokja) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
 
"Intinya, sudah ditangani oleh para ahli dokter Rumah Sakit Hasan Sadikin, apakah penyakit yang diderita Ibu Susan itu, apakah akibat vaksin atau bukan, dan ini sudah menjadi kewenangan Komda KIPI dan Komnas dari KIPI tersebut," kata Harun.
 
Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Prof Hindra Irawan Satari menyebut bahwa kondisi yang dialami oleh guru yang bersangkutan masih dalam kajian.
 
"Itu penyakit syaraf yang gejalanya diantaranya kelumpuhan, biasanya pencetusnya infeksi dan biasanya sembuh. Jadi yang bersangkutan ini kayaknya gitu juga, jadi sekarang sudah perbaikan sudah pulang," tutur Prof Hindra.
 
 
"Jadi kita belum cukup bukti untuk mengaitkan imunisasi dengan yang yang bersangkutan," tambah Prof Hindra.
 
Selain itu, Prof Hindra mengatakan bahwa perlu beberapa bukti untuk menyatakan ada keterkaitan antara gejala yang dialami dengan vaksinasi yang sudah diberikan.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: YouTube


Tags

Terkini

x