KABAR BESUKI - Eks (Mantan) Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim angkat bicara soal penyerangan besar-besaran pasukan Israel terhadap Hamas. Serangan ini dilakukan setelah pasukan Israel pertama kali menipu mereka.
Awalnya, Israel berkampanye untuk segera melakukan serangan darat dengan tank pembunuhnya, Merkava, di Gaza.
Lusinan tank dilaporkan dikerahkan di perbatasan Gaza dengan harapan pejuang Hamas akan segera memasuki terowongan bawah tanah untuk menghalangi mereka.
Namun, serangan darat tidak dilakukan. Israel menerbangkan 150 jet tempur sambil menembakkan 450 rudal ke jaringan terowongan Hamas.
Akibat pemboman tersebut, Israel mengklaim telah melumpuhkan 20 pemimpin Hamas, ratusan pejuang dan puluhan kilometer jaringan terowongan.
Eks KSAU Chappy Hakim juga mengomentari serangan Israel di Palestina, yang dikatakan ditujukan untuk memberantas Hamas. Menurut Cheppy, ini adalah pertarungan yang sangat sepihak.
“Kalau ini disebut peperangan atau pertempuran, ini sangat tidak seimbang. Tetapi ada yang perlu dicermati, apa yang dilakukan Israel juga bagian dari refleksi pameran sains dan teknologi di bidang kedirgantaraan,” kata Chappy Hakim, dilansir Kabar Besuki dari YouTube TVOneNews.
Selain itu, Eks KSAU tersebut juga mengatakan bahwa dari sisi dirgantara, Israel memang dikenal besar. Karena kehebatan kedirgantaraannya, pertempuran lebih mudah dilakukan.
Faktanya, Chappy secara alami melihat bahwa Israel sebagai negara kecil harus unggul. Karena di satu sisi posisinya di tengah negara-negara Arab akan sangat mudah diserang dan dihancurkan.
Jadi, Israel kemudian melengkapi dirinya dengan sistem keamanan nasional kelas satu. Selain itu, Israel dikelilingi oleh musuh-musuhnya dengan tanda petik.
“Israel sebagai negara tidak punya alternatif lain kecuali dia harus unggul. Dalam hal ini fokusnya dalam konteks nasional sekuriti ya. Dia tak punya pilihan lain, kecuali memiliki sistem pertahanan yang bagus,” kata Chappy Hakim.
Intelijen Israel jika berbicara tentang sistem perang juga sangat terlihat. Di sinilah ia terus mengakali Hamas dengan mencoba menyerang darat, namun nyatanya ini hanya menjadi sumber pasukan Hamas untuk memasuki terowongan rahasia mereka.
Padahal setelah itu, dengan data dan kecanggihan jet tempur mereka, Israel banyak mengebom terowongan rahasia milik Hamas.
Namun, tentu saja semuanya kembali pada kemanusiaan. Dimana perang ini dianggap dihentikan karena alasan apapun. Karena banyak korban sipil, dewasa dan anak-anak, yang menjadi korban.***