Network
KABAR BESUKI - Akademisi Rocky Gerung melontarkan kritik tajam terhadap perubahan statuta demi jabatan Komisaris BUMN untuk Rektor UI.
Rocky Gerung menyebut perubahan statuta Universitas Indonesia (UI) tersebut sebagai sebuah kegilaan massal yang dilakukan secara senyap oleh pihak-pihak yang berada dalam lingkaran kekuasaan.
"Jadi kalau kita bongkar-bongkar UI itu kita akan ketemu semacam basis kegilaan massal yang beroperasi diam-diam. Tanpa kita tahu tiba-tiba UI mungkin deal dengan Menteri BUMN, terus mereka bilang 'kita palsuin aja deh atau kita selundupkan kepentingan Perpres yang baru tuh'," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Rabu, 21 Juli 2021.
Baca Juga: Rocky Gerung Ingatkan Bahaya yang Akan Terjadi Jika Negara Gagal Mengatasi Pandemi Covid-19
Rocky Gerung berpendapat bahwa Presiden Jokowi dan anggota DPR seharusnya peka mengenai hal tersebut.
Akan tetapi, faktanya Pepres baru yang mengizinkan perubahan statuta agar Rektor UI dapat maju sebagai Komisaris BUMN telah ditekan secara tiba-tiba tanpa adanya transparansi publik.
"Jadi sebetulnya kalau kita lihat keadaan dari awal kasus ini, harusnya kan presiden dan DPR apalagi itu peka terhadap kegilaan ini kan. Tapi kemudian orang diem aja tiba-tiba muncul Pepres baru. Jadi ini seperti 'buruk muka cermin dibelah', tapi ini 'buruk muka cermin diganti' ya mukanya tetep buruk," ujarnya.
Menurut Rocky Gerung, perubahan statuta UI yang disahkan oleh Presiden Jokowi justru dapat memperburuk citra UI di mata masyarakat. Dia mengatakan bahwa sebuah universitas tak seharusnya menjadi alat politik bagi pemerintah yang berkuasa.
"Dia pikir kalau ganti cermin mukanya jadi bagus? Tetap jadi makin buruk itu. Karena ini adalah satu pengkhianatan sebagai fungsi universitas. Universitas didesain untuk sepenuhnya mengabdi kepada pengetahuan, mengabdi pada keadilan bukan mengabdi kepada kekuasaan. Ini gila kan," kata dia.
