Misalnya, penerapan PCR sebelum Natal dan kebijakan penurunan harga tes PCR menjadi Rp 300.000.
Refly Harun secara tak langsung mengungkit kasus penembakan terhadap 6 laskar FPI di km 50.
Menurutnya, ini merupakan topik hangat yang tentunya akan ditunggu-tunggu oleh banyak orang.
Namun ia kembalikan kepada Karni Ilyas, jika ia bisa bebas memilih tema, atau berani mengambil tema.
“Yang ditunggu-tunggu orang, tapi saya menyangsikan. Tapi kalo dia berani ambil kasus pengadilan KM 50, tampilkan orang-orang yang selama ini vokal wah itu bakal luar biasa,” tutur Refly Harun.
Sejauh ini, Refly Harun menganalisis bahwa ILC telah berhenti siaran karena arus permintaan dari banyak pihak.
Selain itu, Karni adalah jurnalis kawakan yang memiliki banyak pengaruh di banyak pihak.***