"Kita bertanya 'Ini rekonstruksi apa?', mereka tidak mengatakan itu olah TKP. Nah ini pasti tidak akurat," katanya.
Romo Syafi'i mengatakan bahwa presiden sebagai seorang kepala negara harus menyatakan belasungkawa terhadap korban tragedi KM50.
Selain itu, Romo Syafi'i juga meminta presiden untuk mengusut tuntas tragedi KM50 dengan membentuk tim gabungan pencari fakta.
"Sebenarnya presiden sebagai kepala negara pertama dia harus belasungkawa dulu dong, karena enam warganya sudah tewas di luar pengadilan (extra judicial killing). Kemudian presiden sebagai pemegang tampuk tertinggi pemerintahan harus menginisiasi bagaimana peristiwa ini dibuka dengan terang benderang dan itu bisa dilakukan dengan membentuk tim gabungan pencari fakta," ujar dia.
Baca Juga: Abdullah Hehamahua Sebut 6 Laskar FPI Sebagai Orang Pilihan Allah dan Mati Syahid, Begini Alasannya
Romo Syafi'i juga mengatakan bahwa kepolisian tak bisa diandalkan sebagai satu-satunya sumber untuk mengungkap fakta di balik tragedi KM50.
Menurutnya, saat ini setiap orang dapat menjadi wartawan dan menyebarkan berita, dan dia juga mengatakan bahwa investigasi tragedi KM50 yang dilakukan pihak kepolisian hanyalah 'lucu-lucuan' semata.
"Kalau kita mengandalkan informasi-informasi dari pihak kepolisian saja, hari ini karena setiap orang bisa jadi wartawan, orang bisa menjadi pemred, bisa memberikan berita, itu semuanya hampir dibilang lucu-lucuan," tuturnya.***