"Awalnya kita mengharap masuknya Prabowo ke dalam, maka hilanglah dikotomi kampret, kadrun, cebong, ternyata makin menjadi-jadi sekarang, tidak berkurang. Kohesi sosial semakin retak dan bahkan semakin menjadi-jadi," katanya.
Terkait BUMN, Said Didu juga sempat berharap kembali ditegakkannya profesionalisme dengan masuknya Erick Thohir sebagai Menteri BUMN dan Arya Sinulingga sebagai salah satu anggota staf khusus di Kementerian BUMN.
Akan tetapi menurut dia, latar belakang Erick Thohir dan Arya Sinulingga yang merupakan tokoh industri media khususnya di dunia pertelevisian justru tak memberikan pengaruh positif terhadap BUMN.
"Di BUMN, dulu saya berharap bahwa terjadi profesionalisme kembali ditegakkan karena saya kritik betul pada saat periode sebelumnya bahwa itu banyak sekali diabaikan, tapi ternyata juga makin menjadi-jadi, menjauh dari profesionalisme," ujar dia.
Said Didu juga sempat mengingatkan akan adanya banyak proyek Jokowi yang terancam mangkrak menjelang Pemilu 2019 lalu.
Saat itu, dia mengatakan bahwa ancaman mangkraknya sejumlah proyek Jokowi disebabkan oleh penugasan kepada BUMN yang tak sesuai dengan undang-undang.
"Tahun 2018-2019 saya menyatakan tahun 2020-2021 akan terjadi proyek mangkrak karena penugasan kepada BUMN yang tidak sesuai dengan undang-undang BUMN, sehingga dampaknya terjadi sekarang," tuturnya.***