KABAR BESUKI - Pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung mengajak kepada 'buzzer' untuk debat terbuka di social media jika tak sependapat dengan dirinya.
Rocky Gerung menyindir buzzer yang dinilai tak memahami fungsi demokrasi karena kerap melaporkan dirinya kepada pihak kepolisian atas opini-opininya yang dinilai berseberangan, khususnya mengenai isu-isu politik tanah air.
Rocky Gerung mengingatkan kepada buzzer terhadap tujuan awal dirancangnya social media oleh para penggagasnya.
Rocky Gerung mengungkapkan, social media awalnya memang dirancang untuk mempermudah percakapan, diskusi, bahkan hingga debat secara terbuka dengan orang lain dari berbagai belahan dunia.
"Ya itu kegagalan buzzer, karena dua puluh tahun lalu waktu social media dirancang dimaksudkan justru untuk mempermudah bantah-membantah, mempermudah percakapan," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Refly Harun pada Selasa, 28 Desember 2021.
Rocky Gerung mengatakan bahwa fungsi dari social media tak akan berarti jika kebebasan masyarakat untuk menyuarakan pendapatnya dipersulit dari berbagai arah.
Mantan pengajar sekaligus alumni Universitas Indonesia (UI) itu mengatakan agar siapapun yang merasa tersinggung karena ucapan seseorang di social media untuk menyelesaikannya secara langsung di social media tanpa harus melibatkan kepolisian.
"Kalau sekarang dipersulit justru nggak ada gunanya ada social media, jadi kalau seseorang tersinggung ya langsung aja di social media itu bertengkar, jangan tersinggung laporin ke polisi tuh," ujarnya.