Ramadhan juga menjelaskan bahwa para penghuni kerangkeng tersebut juga dipekerjakan di pabrik kelapa sawit milik bupati Langkat.
Menurut pengakuan bahwa penghuni, mereka dipekerjakan di pabrik kelapa sawit tanpa diberi upah dengan maksud untuk membekali warga binaan dengan keahlian sebagai bekal setelah bebas dari pembinaan.
“Mereka tidak diberi upah, karena mereka dalam pembinaan tapi diberi pangan ekstra dan makan,” jelas Ramadhan.
Hal serupa juga disampaikan oleh Wakil Ketua KP, Nurul Ghufron. Nurul Ghufron juga mengatakan bahwa menurut hasil penyelidikan KPK, para penghuni mengaku bahwa mereka dipekerjakan tanpa diberi upah.
“Mereka menyampaikan bahwa bekerja dari jam 8 pagi sampai jam 6 sore, ketika ditanya apakah mendapatkan gaji, mereka tidak digaji,” kata Nurul Ghufron seperti dikutip dari Youtube tvOneNews_.
Tak hanya itu saja, Ghufron juga mengatakan bahwa para penghuni kerangkeng tersebut terlihat sangat ketakutan saat diajak berdialog oleh tim KPK.
“bahkan mereka tampak sangat ketakutan ketika menyampaikan keterangan ketika ditanya oleh tim penyidik KPK,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ghufron juga mengatakan bahwa para penghuni mengaku mendapat siksaan jika tidak bekerja dengan baik.
Para penghuni mengatakan bahwa mereka sering diceburkan ke dalam kolam jika tidak bekerja dengan baik.