"Dan tukang cendol itu bener, jadi algoritma kultural itu udah jalan," katanya.
Baca Juga: Soroti Isu Jokowi Tiga Periode, Rocky Gerung: Pilihannya Memperpanjang Penderitaan atau Amputasi?
Lebih lanjut, Rocky Gerung menilai fenomena tukang cendol yang dibayar Rp200.000 untuk mendukung Jokowi tiga periode dan menjadi viral tersebut merupakan bentuk serangan fajar yang dilakukan bahkan sebelum pemilu digelar.
Menurutnya, serangan fajar tersebut efektif berjalan karena banyak masyarakat yang saat ini mengalami kesulitan ekonomi akibat pandemi.
Dia juga mengungkapkan, fenomena tukang cendol dibayarr Rp200.000 untuk mendukung Jokowi tiga periode tak lagi terelakkan ketika kesulitan ekonomi melanda mereka, meski secara moral merupakan perbuatan yang tidak jujur.
"Jadi serangan fajar udah mulai juga, karena kesulitan ekonomi semua orang bisa jadi makhluk ekonomi juga, yaitu cari keuntungan walaupun tidak jujur dari hatinya," ujar dia.
Rocky Gerung menyimpulkan bahwa fenomena tukang cendol dibayar Rp200.000 untuk mendukung Jokowi tiga periode mencerminkan sikap Istana yang mengajarkan orang lain untuk berbohong.
Dia menegaskan, keberadaan lembaga survei dan vlog pujian terhadap Jokowi memmbuktikan hal tersebut.
"Istana sebetulnya mengajarkan orang untuk berbohong, dengan mengandalkan surveyor dan vlog-vlog beginian," tuturnya.***