Gelar Ritual Penolakan Hujan Dua Warga Ditemukan Tewas Hirup Gas Beracun di Tuban

- 23 Maret 2022, 17:05 WIB
Ilustrasi.Dua Warga ditemukan tewas hirup gas beracun di Kabupaten Tuban karena melakukan ritual penolakan hujan.
Ilustrasi.Dua Warga ditemukan tewas hirup gas beracun di Kabupaten Tuban karena melakukan ritual penolakan hujan. /A Fauzi/ sumber; pixabay.com
KABAR BESUKI - Musim panen datang masyarakat sangat diresahkan dengan cuaca yang tidak menentu seperti sekarang ini.
 
Kondisi yang hampir setiap hari mengalami hujan membuat sebagian orang berniat melakukan penolakan hujan dengan melakukan sebuah ritual.
 
Hal tersebut yang dilakukan oleh 2 warga yang berasal dari Desa Dermawuharjo, Kecamatan Grabagan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
 
Seperti dilansir Kabar Besuki dari YouTube TvOneNews, namun naas kedua korban yang berniat melakukan sebuah ritual penolakan hujan harus berakhir tragis.
 
Keduanya justru ditemukan sudah tidak bernyawa di area tempat ritual. 
 
Kejadian ini bermula saat kedua orang ibu dan anak di Kabupaten Tuban yang hendak melakukan ritual penolakan hujan di bekas kolam pemandian air belerang.
 
Marsih yang berumur 66 tahun dan anaknya Mariyanto 45 tahun ditemukan tergeletak sudah tidak bernyawa.
 
Tempat yang dijadikan sebagai ritual oleh keduanya diyakini merupakan petilasan Empu Supo.
 
Kedua korban diduga tewas akibat menghirup gas beracun yang ada di sekitar bekas pemandian air belerang tersebut.
 
Keduanya diketahui ditemukan sudah tidak bernyawa oleh salah satu orang yang ditugaskan untuk bersih-bersih di kawasan tersebut.
 
Saat ditemukan, kedua korban ditemukan dalam kondisi terlentang saling berpangkuan.
 
Beberapa warga yang ada disekitar kawasan tersebut menuturkan bahwa keduanya sempat terlihat melakukan ritual penolakan hujan.
 
Ritual dilakukan karena di desa tersebut sedang melakukan panen raya.
 
Ritual penolakan hujan yang ada di Desa Dermawuharjo dikenal dengan sebutan ritual terang.
 
Biasanya ritual terang atau ritual penolakan hujan dilakukan pada saat malam hari, namun belum diketahui mengapa ritual tersebut dilakukan siang hari.
 
Polisi yang melakukan evakuasi terhadap kedua korban menemukan sebuah bukti berupa kemenyan, manggar jagung, korek api, dan juga 1 bongkah belerang.
 
Kematian keduanya sempat membuat warga panik hingga mengerubungi tempat penemuan kedua korban.
 
Saat ini kedua korban sudah dimakamkan di tempat pemakan umum daerah setempat.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Youtube tvOneNews


Tags

Terkait

Terkini

x