Saat La Nyalla memeriksa big data yang dia miliki dan membandingkannya dengan pernyataan Luhut dalam podcast di kanal YouTube Deddy Corbuzier, dia mengaku heran ketika Luhut berani mengklaim 110 juta masyarakat Indonesia setuju Jokowi tiga periode.
Dia pun juga mengajak rekan-rekannya untuk memverifikasi dan menginvestigasi kebenaran klaim Luhut terkait big data Jokowi tiga periode versinya.
"Kita periksa, begitu saya lihat dia podcast di salah satu tempat, kemudian saya lihat 'Loh, kok Pak Luhut punya 110 juta?'. Begitu selesai saya dengerin itu, saya kumpulkan temen-temen 'Ayo kita lihat di big data, kita kupas'," katanya.
La Nyalla kemudian menyimpulkan bahwa apa yang disampaikan Luhut merupakan kebohongan besar.
Sebaliknya, dia menyampaikan dalam big data yang dia miliki bahwa masyarakat Indonesia justru lebih banyak berbicara soal kelangkaan dan naiknya harga minyak goreng.
"Apa yang disampaikan oleh Pak Luhut itu nggak benar. Orang rata-rata malah berbicara soal minyak goreng, itupun cuma 3,5 juta. Yang bicara masalah penundaan itu sama sekali nggak ada," ujar dia.
Terakhir, dia juga menyimpulkan bahwa Luhut bisa dilaporkan ke polisi karena diduga kuat telah menyebarkan kebohongan tentang big data terkait isu Jokowi tiga periode.
"Itu berita bohong bahaya tuh. Kalo ada yang jeli itu bisa dilaporkan ke polisi tuh," tuturnya.***