KABAR BESUKI - Mantan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany berbagi cerita tentang perjuangan dirinya dalam melawan stereotip gender yang berkembang di kalangan masyarakat.
Tsamara Amany berbagi cerita mengenai keluh kesahnya sebagai seorang perempuan yang dianggap tidak bisa bahkan tidak pantas untuk mengambil keputusan secara independen dalam berbagai hal, khususnya di bidang politik.
Tsamara Amany menyayangkan beredarnya opini sebagian masyarakat yang masih beranggapan bahwa keputusan berpolitik seorang perempuan seolah-olah sangat bergantung dengan sudut pandang laki-laki.
"Politik hari ini: Perempuan dianggap tidak bisa mengambil keputusan secara independen. Seolah perempuan itu objek lemah yg dengan mudah ‘disuruh’ dan ‘dipengaruhi’ oleh laki-laki," kata Tsamara Amany sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari akun Twitter @TsamaraDKI pada Rabu, 20 April 2022.
Sebagaimana diketahui, Tsamara Amany baru saja mengundurkan diri dari PSI sejak Senin, 18 April 2022 kemarin.
Keputusan Tsamara Amany untuk hengkang dari PSI baru-baru ini sempat membuat publik tanah air terkejut, mengingat dia merupakan salah satu tokoh yang kerap menjadi sorotan media massa.
Banyak kalangan menganggap, wanita kelahiran Jakarta, 24 Juni 1996 itu memutuskan mundur dari PSI karena permintaan sang suami, Ismail Fajrie Alatas.
Publik menilai, alumni Universitas Paramadina itu seolah-olah merupakan wanita yang tak mampu bersikap independen atas keputusannya sendiri.