Puan Maharani Minta Kader Jangan Pilih Pemimpin yang Seliweran di Medsos, Saeful Zaman: Intinya itu Pilihlah

- 30 April 2022, 15:18 WIB
Puan Maharani Menghimbau kadernya agar tidak memilih pemimpin yang eksis di medsos
Puan Maharani Menghimbau kadernya agar tidak memilih pemimpin yang eksis di medsos /instragram.com/@puanmaharaniri

KABAR BESUKI - Ketua DPP Puan Maharani meminta kader partai banteng tidak asal pilih calon pemimpin, jangan hanya pilih seorang pemimpin yang seliweran di media sosial atau televisi.
 
Menurut Puan, memilih pemimpin jangan hanya melihat sosoknya di panggung sosial media, tetapi harus bisa bekerja dan dekat dengan rakyat.
 
Masyarakat diharapkan tidak terkecoh dengan hasil survey dalam memilih pemimpin, karena pemimpin yang layak didukung menurutnya adalah mereka yang cinta Indonesia.
 
 
Kang Ijul mengatakan bahwa Puan Maharani meminta kader PDIP jangan tertipu dengan pemimpin yang suka muncul di sosial media, dan jangan tertipu dengan hasil survei.
 
"Puan Maharani meminta kepada kadernya, khususnya kader PDIP maksud saya, jangan memilih pemimpin yang sering muncul di media sosial, wah ini siapa nih? Juga jangan tertipu hasil survey, wah mentang-mentang surveinya tinggi milih ini gitu loh, mentang-mentang ganteng milih ini. Pilihlah yang benar-benar bekerja di lapangan gitu, luar biasa ini gak tau arahnya kemana ini Puan Maharani," kata Kang Ijul.
 
Saeful Zaman menanggapi hal tersebut, bahwa sebenarnya pernyataan Puan tersebut arahnya kepada dirinya sendiri.
 
"Arahnya sudah terlalu telanjang, jadi kita gak perlu membahas yang telanjang-telanjang. Saya malah tertarik untuk membahas bagaimana seorang Puan Maharani menunjuk peringatan itu kepada dirinya sendiri. Misal tadi, jangan pilih yang seliweran di medsos siapa itu? Puan Maharani, kenapa? Berkali-kali sering menyaksikan apalagi yang mantengin Twitter, itu tidak tiap hari tapi seringlah ya. Satu minggu bisa berkali-kali," kata Saeful Zaman.
 
 
Menurutnya, trending topik tentang Puan Maharani itu teridentifikasi karena bot bukan manusia asli yang membuat dia trending, dilansir Kabar Besuki dari YouTube Saiful Zaman.
 
"Ada trending topik tentang Puan Maharani dan itu sangat teridentifikasi sebagai pekerjaan bot bukan manusia real. Tentu bukan hanya Puan, ada beberapa yang lain, yang grafiknya itu rapi dan itu menggambarkan permainan bot," tuturnya.
 
Saeful menjelaskan, sama halnya dengan Prabowo dan Erick Thohir yang sering muncul di media sosial tapi musiman, dia pun menjelaskan bahwa pemilik Twitter yang baru mengatakan bahwa setelah ini tidak akan ada cara-cara trending dengan menggunakan sistem komputer.
 
"Misalkan Prabowo Subianto, Erick Thohir itu orang-orang yang kurang lebih sama, orang-orang yangs sering muncul di Twitter tapi pesanan lah, dan kita dengar kemarin dari pemilik Twitter yang baru, Elon Musk, mengatakan bahwa ke depan tidak akan ada lagi cara-cara yang seperti ini terjadi, apa itu maksudnya? Ya tadi, orang-orang yang trending dengan menggunakan sistem-sistem komputer bukan manusia resmi," lanjutnya.
 
Saeful pun menanggapi, dengan adanya pernyataan dari Elon Musk, maka Puan Maharani harus bekerja keras bagaimana membuat dirinya trending dan diperbincangkan betul-betul oleh manusia bukan dengan mesin.
 
 
"Jelang 2024 kabar buruk buat para politikus yang akan menggunakan buzzer seperti yang dilakukan selama ini, karena buzzer bot terutama, bukan buzzer influencer ya, buzzer bot akan hilang. Termasuk ini pekerjaan berat buat Puan Maharani bagaimana Puan bisa muncul sebagai orang yang mau betul-betul diperbincangkan oleh manusia, bukan diperbincangkan oleh mesin," lanjut Saeful.
 
Kang Ijul langsung merespon bahwa mungkin alasan Puan melakukan hal itu karena dia kalah saing dengan Ganjar, Prabowo dan politis lain.
 
"Atau mungkin karena memang sering munculnya Puan ini kalah sering dengan Ganjar, dengan Prabowo, dengan lainnya," kata Kang Ijul.
 
Saeful pun membenarkan perkataan Kang Ijul, karena menurutnya kalimat Puan jangan memilih yang sering itu artinya dia tidak sering dan dia punya pengalaman. 
 
Menurutnya, bahkan bukan hanya Twitter di TikTok pun banyak influencer yang membahas bahwa Puan Maharani melakukan endorse kepada para TikTokers dengan tujuan elektabilitas.
 
 
"Pasti, maksudnya Puan begitu, makanya dia merangkai kalimat jangan pilih yang sering, itu artinya dia tidak sering, tetapi saya punya pengalaman bahwa media sosial salah satunya kan Twitter. Kita tahu Puan sering di Twitter bahkan satu lagi kang, bukan hanya di Twitter, kita bahas beberapa video lalu, juga di TikTok. Jadi, para influencer, para TikTokers ada yang sudah bercerita, mungkin bisa ditampilkan videonya," terang Saeful.
 
Sebuah video salah satu influencer muda yang mengatakan bahwa beberapa konten kreator di TikTok sering ditawari untuk endorse Puan Maharani yang guna untuk menaikkan elektabilitas.
 
Jadi menurut Saeful apa yang dikatakan Puan di markas PDIP itu merupakan suatu tindakan blunder atau kesalahan yang sangat bodoh, yang melakukan gol bunuh diri dengan cara menunjukkan siapa dirinya sendiri.
 
"Jadi, apa yang disampaikan Puan di Markas PDIP saya kira itu blunder, kalau dipermainkan bola dia melakukan pergerakan untuk mengarahkan bola ke gawang awan, tapi yang terjadi malah bola itu masuk ke gawang sendiri. Ya, beginilah Mbak puan ini entah siapa yang membisiki atau itu buah pikiran sendiri, yang pasti orang-orang yang mendengar ini semuanya pasti akan tersenyum kecil, karena apa yang dikatakan oleh Puan menunjukkan dirinya sendiri," kata Saeful.
 
Kang Ijul langsung menyambung tentang pernyataan yang dibuat oleh Puan tidak main-main karena harus memilih yang pernah memperjuangkan rakyat bukan yang seliweran di media sosial.
 
 
"Ya, diluar itu Puan juga meminta supaya masyarakat khususnya kadernya ini sebaiknya memilih orang yang memperjuangkan rakyat, eh ini gak main-main loh itu, jadi Puan minta seluruh kader memilih orang yang pernah memperjuangkan rakyat bukan memilih karena tadi di medsos," sambung Kang Ijul.
 
Menurut Saeful pernyataan Puan Maharani adalah pernyataan yang sangat ambigu. Inti dari ucapan Puan itu adalah jangan pilih Anies, Ridwan Kamil, Ganjar tapi pilihlah Puan.
 
"Ini juga kalimat yang ambigu, itu kan pasti seluruh rangkaian kalimat yang disampaikan Puan Maharani dalam pidato itu intinya gini, jangan pilih Anies Baswedan, jangan pilih Ridwan Kamil, jangan pilih Ganjar Pranowo, pilihlah saya Puan Maharani kan gitu. Udahlah semua orang juga tahu maksudnya kesitu, hanya pengemasan nya yang kurang tepat, sehingga blunder, blunder dan blunder. Nah yang terakhir disebutkan pilihlah yang bekerja untuk rakyat, maksudnya bekerja untuk rakyat itu apa? anggota dewan? ketua DPR? Ya Puan Maharani," kata Saeful.
 
Saeful kembali dibuat bingung tentang hasil karya dari Puan Maharani ini apa sebenarnya selain mematikan mic pada saat rapat.
 
"Hasil karya Puan apa? Itu yang saya kira kita tidak bisa dapatkan informasinya, tentu di luar kemampuan dia mematikan mic, itulah kemampuan Puan Maharani," tambahnya.
 
Saeful pun membandingkan prestasi Puan Maharani dengan empat kepala daerah lainya tentu mereka lebih bisa membuktikan karyanya dibandingkan Puan.
 
 
"Tetapi, kalau dibandingkan dengan para kepala daerah, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Khofifah, Ganjar, tentu empat orang ini jauh bisa membuktikan karyanya dibandingkan Puan Maharani," tutupnya.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: YouTube Saeful Zaman


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x