Network
KABAR BESUKI – Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ngotot membangun Ibu Kota Negara (IKN) baru di tengah banyaknya kesulitan yang dialami masyarakat.
Rocky Gerung menilai bahwa gencarnya rencana pembangunan IKN baru justru menunjukkan bahwa proyek IKN baru ini hanya ambisi Presiden Jokowi.
Menurutnya, proyek pembangunan IKN baru bahkan berpotensi melanggar Undang-Undang karena banyaknya aturan baru yang dinilai merugikan masyarakat.
“Orang tahu bahwa itu (proyek IKN) banyak melanggar Undang-Undang karena bagaimana otorita dikasih hak pungut pajak, aturan itu adalah upaya untuk melanggar Undang-Undang tentang pemerintah daerah,” kata Rocky Gerung seperti dikutip Kabar Besuki dari kanal Youtube pribadinya pada 07 Mei 2022.
“Jadi akal-akalan yang dasarnya adalah ambisi ini yang menyebabkan Presiden gak punya sense of reality, dia gak bisa tau apa keadaan masyarakat sesungguhnya,” imbuhnya.
Menurut Rocky Gerung, masalah yang saat ini dihadapi oleh bangsa ini bukan lagi mengenai elektabilitas, tapi etikabilitas.
Rocky Gerung menyebut bahwa Presiden Jokowi tidak paham apa itu etikabilitas sehingga membuatnya ngotot membangun IKN baru di tengah banyaknya kesulitan yang dihadapi masyarakat..
Lebih lanjut, mantan dosen Filsafat Universitas Indonesia itu juga mengatakan bahwa proyek IKN baru yang digagas oleh presiden Jokowi adalah kebijakan yang sangat irasional.
Baca Juga: Update Covid-19 di Indonesia per 6 Mei 2022, Total Kasus positif hanya 6,530 Orang
Karena menurutnya, proyek IKN baru ini hanya untuk memuluskan ambisi Presiden Jokowi untuk terus berkuasa.
“Ini kebijakan rasional dalam bentuk yang paling ngaco,” ujar Rocky Gerung.
“Jadi kita nanti lihat rakyat dipaksa untuk dipajaki hanya untuk memuluskan ambisi dari Presiden Jokowi yang kebijakannya irasional,” lanjutnya.
Rocky Gerung bahkan menyebut bahwa proyek IKN baru hanya sebuah bentuk kedunguan yang nantinya justru akan merusak kehidupan sosial masyarakat.
“Jadi sekali lagi ini Presiden Jokowi udah kalap, dia gak tau keadaan, ya begitulah kekuasaan, semakin tinggi, semakin gak dekat dengan realitas,” pungkasnya.***
