KABAR BESUKI – Jumat, 20 Mei 2022, Korea Utara menyatakan telah mencapai hasil yang baik dalam memerangi wabah COVID-19 pertama yang dikonfirmasi di negara tersebut ketika jumlah orang dengan gejala demam naik melewati 2 juta.
Gelombang infeksi COVID-19, yang pertama kali dikonfirmasi Korea Utara pekan lalu, telah menciptakan kekhawatiran tentang kurangnya sumber daya medis dan vaksin di negara terpencil yang dikenai sanksi berat untuk program senjata nuklirnya.
Dilansir Kabar Besuki dari CNA, seorang pejabat Korea Selatan mengatakan, bahwa Korea Utara belum menanggapi tawaran dari Korea Selatan dan Amerika Serikat, untuk mengirim bantuan.
Baca Juga: Larangan Ekspor Minyak Goreng Dicabut, Fadli Zon Desak Mendag Diganti: Cari yang Lebih Kompeten
Presiden baru Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, dan Presiden AS Joe Biden, yang dijadwalkan tiba di Korea Selatan pada kunjungan Jumat malam, diharapkan untuk membahas bantuan tersebut.
Korea Utara melaporkan 263.370 orang lagi dengan gejala demam, dan dua kematian lainnya, menjadikan total beban kasus demam sejak akhir April menjadi 2,24 juta pada Kamis malam, termasuk 65 kematian, seperti yang dilaporkan oleh kantor berita negara, KCNA.
Korea Utara tidak memiliki kapasitas pengujian COVID-19 dan belum menentukan berapa banyak dari orang-orang dengan gejala demam yang telah dipastikan tertular penyakit tersebut.
Baca Juga: Jadwal Samsat Keliling Wilayah Probolinggo Bulan Mei 2022, Cek Lokasi Serta Biayanya Sekarang!
Terlepas dari beban kasus, Korea Utara mengatakan pertanian terus berlanjut dan pabrik-pabrik tetap bekerja. Ia juga merencanakan pemakaman kenegaraan untuk seorang pensiunan jenderal.