Beredar Kisah Ikan Lele Jadi-Jadian di Twitter, Digoreng Tidak Mati-Mati!

- 30 Mei 2022, 19:53 WIB
Ilustrasi. Kisah ikan lele jadi-jadian.
Ilustrasi. Kisah ikan lele jadi-jadian. /Sumber foto: Pixabay/Pexels/

KABAR BESUKI – Beredar sebuah utas di media sosial Twitter, yang menceritakan mengenai sebuah kisah ikan lele, yang dianggap sebagai ikan jadi-jadian.

Kisah ini ditulis unggah oleh akun Twitter @Kardjanmalang, pada Sabtu, 28 Mei 2022, dan telah mendapatkan 268 retweets, 34 quote tweets, dan 1,382 like, semenjak artikel ini ditulis.

Dalam kisah ini dijelaskan, bahwa ada ikan lele yang berenang-renang di wajan penuh minyak goreng.

Sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari akun Twitter @Kardjanmalang, pada Senin, 30 Mei 2022, kisah ikan lele jadian-jadian yang beredar di Twitter.

“Kuceritakan kepadamu perihal lele jadi-jadian di tempatku. Pastilah kau akan menertawakannya, karena kau anggap ceritaku ini sebagai omong kosong belaka,” tulis akun @Kardjanmalang.

Baca Juga: Update Covid-19 di Indonesia per 30 Mei 2022, Total Kasus positif Hanya 2,871 Orang

Si penulis lantas menceritakan kronologi ketika menemukan lele yang dianggap sebagai ikan jadi-jadian. Dimana ada dua orang yang bernama Takim dan Ratib sedang mencari kayu bakar.

Sore itu Takim mencari kayu bakar di barongan belakang rumah. Tak ketinggalan pula temannya, Ratib selalu menyertainya kemanapun Takim pergi.

Selagi Takim berjalan menuju ranting kayu yang berjatuhan di sekitar situ, tiba-tiba kakinya menabrak sesuatu yang kenyal dan berlendir. Dingin dan menggelikan dirasa kakinya. Aneh.

"Hah! apa ini?!" kata Takim.

"Ada apa Kim?" balas Ratib.

"Ini....lele besar sepertinya Tib," ucap Takim.

Ratib segera menghampirinya dan dengan serius memandangi lele besar yang aneh itu. Keduanya terheran-heran, kenapa bisa hidup? Padahal di sekitar tempat itu kering dan tak ada air. Ukuran ikan itu sebesar kaki.

Antara Ratib dan Takim pun sepakat untuk menggoreng ikan lele yang mereka temukan itu.

"Kita bawa saja, digoreng," ujar Takim.

"Hus! Jangan macam-macam Kim!" balas Ratib.

"Halaaaa......gak papa. Ini rejeki namanya...hahahhha," sahut Takim.

"Baiklah," Ratib akhirnya mengiyakan usulan dari Takim.

Keduanya pun membawa lele tersebut menuju jalan pulang. Tak ada perasaan aneh yang dirasakannya. Tenang, setenang sore itu dengan senja yang dengan redup pulang ke peraduannya.

Baca Juga: Melly Goeslaw Sindir Artis Jaman Sekarang Kurang Santun dan Kurang Berkarya: Kita Dikenang, Bukan Dikenal

Sesampainya dirumah, dengan cekatan Takim menghantam kepala lele itu dengan batu besar. 'Prok! '.

Dengan seketika lele itu mengejat-ngejat seperti mau melarikan diri. Dipukullah lagi sampai 4 pukulan lagi dan akhirnya diam tak bergerak. Mati.

Tak lupa pula Takim dengan cekatan membersihkan isi perutnya. Semuanya dibersihkan dan dilemparkannya isi perut lele itu pada kucing yang selalu menjaganya.

Rupanya kucing kesayangannya itu dengan setia mendampingi tuannya. Kebetulan ada wajan besar di dapur nganggur tergantung di tembok bata. Wajan besar bekas membuat keripik singkong balado.

Segeralah Ratib memasang wajan tersebut di kompor yang berbahan bakar kayu. Minyak goreng dituangkan banyak sekali agar gorengannya renyah.

Banyak minyak jelantah memang, pemberian dari warung pak Syukir yang jual lalapan lele. Lele pun dengan utuh langsung digoreng. Satu menit berlalu. Tiba-tiba keduanya terkejut bukan main.

Lele hidup, Lelenya ternyata hidup. Lele itu berenang berputar-putar di wajan yang penuh minyak. Hidup kembali seperti lele kebanyakan. Tubuhnya tidak melepuh ataupun garing tergoreng minyak yang mendidih.

"Hah! Kok hidup?" Teriak Takim.

"Matikan apinya kim!" teriak Ratib.

"Gak! Gak! Gak berani aku!" balas Takim yang ketakutan.

Langsung Takim mengambil kayu gagang sapu dan menumpahkan wajan itu, seketika wajan pun tumpah ke tanah.

Lele itu terlihat menggelepar-gelepar. Berloncatan tak tentu arah seperti mencari-cari oksigen, tak setenang tadi waktu di penggorengan.

Takim dan Ratib pun lari keluar rumah dan berteriak-teriak kepada para tetangga.

"Lele hidup! Lele hidup!" teriak Takim dan Ratib.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Seluruh Provinsi Jawa Timur Selasa 31 Mei 2022 Menurut BMKG Indonesia

Seketika itu tetangga berhamburan keluar rumah, dan berlari melihat wajan yang ada lele hidupnya.

Tapi ketika sampai di wajan yang tumpah itu, mereka tak menjumpai lele tersebut dan menganggap Takim dan Ratib cuma mengada-ada saja.

Sebulan berlalu. Tersiar kabar bahwa kedua pemuda itu mati karena sakit demam. Banyak tetangga menyangkut pautkan kejadian itu dengan lele jadi-jadian.

 “Mungkin itu karma karena menggoreng lele yang tak bertuan tersebut,” desas-desus tengga mengenai meninggalnya Ratib dan Takim.

Mulai hari itu banyak warga yang ketakutan untuk makan lalapan lele. Takut, jangan-jangan yang dimakan itu adalah lele jadi-jadian juga.

Tapi, sebagian anak-anak kecil cuek tak mau ambil pusing. Tak mau ambil peduli dengan itu semua.

Mereka makan dengan lahapnya lalapan lele, yang dibagi-bagikan pak Syukir kepada para tetangga-tetangganya, karena lalapan lele yang ia jual tidak laku akibat kejadian yang menimpa Takim dan Ratib tersebut.

Anak-anak kecil yang memakan lahap lalapan pak Syukir toh nyatanya tidak mati. Mereka setelah menyantap lele, justru berlarian kesana-kemari.

Disclaimer:

Ini hanyalah kisah yang beredar di media sosial, kebenaran dari kisah ini tentunya tidak bisa dipercaya begitu saja.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Twitter @Kardjanmalang


Tags

Terkait

Terkini