Security Data di Bank Ternyata Juga Tidak Aman, Begini Penjelasan Koordinator Cyber

- 16 September 2022, 12:44 WIB
Security Data di Bank Ternyata Juga Tidak Aman
Security Data di Bank Ternyata Juga Tidak Aman /Instagram @deddycorbuzier/

KABAR BESUKI - Gildas Deograt Lumy selaku koordinator Formasi, atau Forum Keamanan Cyber dan Informasi Data yang menjelaskan bahwa security data di Bank ternyata juga tidak aman.

Berawal dari aksi peretasan yang dilakukan oleh Bjorka dan membuat Deddy Corbuzier mendatangkan koordinator Cyber untuk memberikan informasi terkait peretasan tersebut, dan di awal-awal perbincangan dijelaskan bahwa security data perbankan juga tidak aman.

Koordinator Cyber itu menjelaskan itulah alasannya kenapa bank sering dibobol karena pihak bank menganggap security data mereka aman padahal sebenarnya tidak, sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari YouTube Deddy Corbuzier.

Baca Juga: Update Terbaru Kondisi Gunung Semeru Hari Ini Kamis 15 September 2022, Alami 17 Kali Gempa Letusan

"Bisnis proses yang dibuat bank itu banyak yang tidak aman dan bank berasumsi pihak lain aman yang asumsi itu salah sebetulnya, kenapa bank gampang dibobol karena bank berasumsi pihak lain aman," ujarnya.

Gildas juga menjelaskan bahwa, ketika bisnis perbankan di tahun 1980 melalui layanan call center, dimana saat itu kartu kredit ada penggantinya padahal data-data sudah umum berada di internet

"Jadi pas bank menjalani bisnis proses tahun 80-an lewat call center termasuk beberapa layanan yang kita bisa dapat kartu kredit pengganti, padahal data-data yang sudah umum ini berceceran di internet," kata Gildas.

"Kan gini, waktu bank membuat security code, kita ambil contoh ya kenapa saya pake industri perbankan di persepsi semua orang keamanan iBanking itu tinggi padahal ya pake doa," terangnya.

Baca Juga: Update Terbaru Kondisi Gunung Merapi Hari Ini Kamis 15 September 2022, Terjadi 17 Kali Gempa Guguran

Dia juga menjelaskan, sebelum membuka rekening di bank pastinya ada perjanjian yang terdiri dari enam halaman bolak balik, dan isi poin pentingnya adalah yang bertanggung jawab penuh adalah nasabah.

"Waktu orang buka rekening kan ada terms and conditions nya enam halaman bolak balik delapan poin, saya baca dan salah satu kalimat yang pokoknya yang isinya saya sebagai nasabah bertanggung jawab penuh terhadap kartu, user id, password, token, dan seterusnya," kata Gildas.

Ia juga mengatakan, kalau seandainya diterjemahkan dalam hitam putih, semisal Deddy Corbuzier adalah bank maka uang ditaruh di bank resiko yang ditanggung nasabah.

Baca Juga: Update Terbaru Kondisi Gunung Anak Krakatau Hari Ini Kamis 15 September 2022, Gempa Tremor Terjadi 1 Kali

"Yang ini kalau diterjemahkan di hitam putih begini, om Dedy bank taruh duitnya di gue kalau kurang lo tanggung jawab," katanya.

Gildas mengatakan bahwa, manajemen risiko di perbankan di Indonesia ini metode nya adalah blind transferes.

"Itu yang saya bilang manajemen risiko di perbankan di Indonesia itu blind transferes, mentransfer risiko kepada orang buta," tutupnya.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: YouTube Deddy Corbuzier


Tags

Terkait

Terkini

x