Harga Minyak Melonjak Usai Bangkit dari Kerugian Tajam, Kekhawatiran Resesi Terus Meningkat

8 Juli 2022, 06:30 WIB
Harga Minyak Melonjak Usai Bangkit Dari Kerugian Tajam, Kekhawatiran Resesi Terus Meningkat (FOTO ILUSTRASI) /Pixabay @jplenio-7645255

KABAR BESUKI – Harga minyak mentah melonjak usai bangkit dari kerugian tajam namun kekhawatiran resesi masih terus meningkat.

Harga minyak melonjak pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi ET), rebound dari penurunan tajam dalam dua sesi sebelumnya karena investor sekali lagi fokus pada pasokan yang ketat meskipun ada kekhawatiran yang tidak menyenangkan tentang kemungkinan resesi global.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September naik $3,96, atau 3,9 persen, menjadi menetap di $104,65 per barel.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat naik $ 4,20, atau 4,3 persen, menjadi berakhir pada $ 102,73 per barel.

Baca Juga: Jadwal Pelayanan SIM Keliling Purwakarta Jumat 8 Juli 2022, Cek Lokasinya Segera

Perdagangan sangat fluktuatif. Pada sesi rendah, harga minyak turun sekitar dua dolar AS.

Indeks utama Wall Street dibuka lebih tinggi, mengimbangi beberapa kerugian minggu lalu di tengah kekhawatiran resesi karena bank sentral secara agresif menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi.

“Dengan pasokan minyak Rusia yang akan turun seiring berjalannya tahun dan dengan sisa OPEC yang putus asa tidak berinvestasi dalam mempertahankan kapasitas produksi, saya khawatir hari-hari minyak 100 dolar AS akan bersama kita untuk beberapa waktu," tutur Jeffrey Halley selaku analis pasar senior di OANDA.

Di sisi pasokan, para pedagang bersiap menghadapi gangguan pasokan minyak dari Konsorsium Pipa Kaspia (CPC), yang diperintahkan oleh pengadilan Rusia untuk menangguhkan operasi selama 30 hari.

Baca Juga: Hasil Semifinal Leg 1 Piala Presiden 2022: Borneo FC Samarinda Unggul 0-2 atas PSS Sleman di Maguwoharjo

Ekspor melalui CPC yang menguasai sekitar 1 persen pasokan minyak dunia masih berlangsung Rabu pagi.

Memberikan tekanan lebih lanjut pada pasokan global, Washington memperketat sanksi terhadap anggota OPEC Iran pada Rabu 6 Juli 2022, menekan Teheran untuk berupaya menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 dan menghentikan ekspornya.

Harga minyak telah jatuh dalam beberapa pekan terakhir karena investor khawatir perlambatan ekonomi yang tajam dapat menekan permintaan komoditas.

Persediaan minyak mentah Amerika Serikat naik 8,2 juta barel pekan lalu, karena persediaan yang lebih tinggi dan pengurangan produksi dari penyulingan, kata Administrasi Informasi Energi Amerika Serikat.

Baca Juga: Line Up dan Jadwal Perempat Final Malaysia Masters 2022 Hari Ini Jumat 8 Juli 2022: Ginting Jumpa Chico

Namun, produk yang dipasok, indikator terbaik dari permintaan konsumen Amerika Serikat, naik minggu lalu menjadi 20,5 juta barel per hari.

"Hampir setiap indikator dalam laporan itu tampaknya menunjukkan bahwa hanya permintaan yang mendapatkan momentum," kata Phil Flynn selaku analis di grup Price Futures.

Pada Rabu 6 Juli 2022, Brent dan WTI menetap di level terendah sejak 11 April.

Pada Selasa WTI turun 8,0 persen sementara Brent turun 9,0 persen - penurunan $10,73 yang merupakan terbesar ketiga untuk kontrak sejak mulai diperdagangkan pada 1988.

Kekhawatiran resesi meningkat dan ini tentu menimbulkan kekhawatiran tentang prospek permintaan.***

Editor: Aliefia Rizky Nanda Herita

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler