Harga Kedelai Dunia Sedang Melonjak! Pemerintah Upayakan Tetap Jaga Harga Tahu dan Tempe di Pasaran

- 2 Maret 2021, 05:02 WIB
kedelai
kedelai /Pixabay

KABAR BESUKI - Harga kedelai impor untuk saat ini terbilang cukup tinggi, namun pemerintah berupaya untuk tetap menjaga kestabilan harga produk olahan kedelai seperti tahu dan tempe.

Syailendra selaku Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (PDN) menegaskan jika pemerintah sedang bekerja sama dengan pemangku kepentingan berkomitmen guna menjaga harga kedelai impor dalam keterangannya sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari Antara pada Senin 1 Maret 2021 di Jakarta.

Dengan begitu, pengrajin tahu dan tempe akan tetap merasakan harga bahan baku normal seperti bulan-bulan lalu.

Baca Juga: Terjadi Lagi! Ikan-Ikan Mati Mendadak di Pekalongan, Penyebab Diduga Terjadi Pencemaran Pabrik Tekstil

 

Harga kedelai impor akan diusahakan tetap berada di kisaran Rp9.500  per kilogram sehingga harga tahu dan tempe akan tetap stabil di pasaran.

Harga tahu sebelumnya stabil di kisaran Rp650 per potong dan harga tempe sekitar Rp16.000 per kilogram.

"Meskipun saat ini terjadi sedikit kenaikan harga kedelai dunia, Kementerian Perdagangan menjamin stok kedelai penyediaan bulan Maret 2021 masih cukup untuk memenuhi kebutuhan industri pengrajin tahu dan tempe nasional dengan harga yang stabil dan terjangkau," kata Syailendra dalam keterangan resminya pada Senin 1 Maret 2021 di Jakarta.

Baca Juga: Target Vaksinasi Mandiri Akan Dilakukan Mulai April 2021, Kemenkes: Tunggu Saja, Vaksinnya!

Dikutip dari Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia untuk persediaan Februari 2021 berada di kisaran 13,71 dollar AS per bushels.

Sedangkan untuk bulan Maret 2021 ada kenaikan di kisara +0.8 persen menjadi 18.82 dollar AS per bushels.

"Tingginya harga kedelai di tingkat pengrajin tahu dan tempe tersebut merupakan dampak pergerakan harga kedelai dunia sejak pertengahan tahun lalu hingga sekarang," ujar Syailendra.

Baca Juga: Benar Tak Jadi Menikah Atau Diundur? Inilah Jawaban Atta Halilintar

Dengan naiknya harga kedelai, diharapkan harga tersebut segera terkoreksi menurun di periode selanjutnya.

Belum lagi, mayoritas masyarakat Indonesia gemar mengkonsumsi tahu dan tempe sehingga kenaikan sedikit saja harga bahan makan tersebut akan berimbas pada daya konsumsi masyarakat Indonesia.

Syailendra juga menyampaikan jika sejak paruh kedua tahun lalu, harga kedelai dunia melonjak hingga 30 persen.

Baca Juga: Terlibat Kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga, Dirut Taspen Dilaporkan ke Polisi

Imbasnya, harga tahu dan tempe di pasaran menyesuaikan kenaikan harga kedelai impor yang naik hingga rata-rata 20 persen.

Kebanyakan kebutuhan kedelai di Indonesia masih memerlukan impor sehingga kenaikan harga komoditas kedelai dunia berpengaruh besar pada harga bahan baku kedelai untuk tempe dan tahu di Indonesia.

Baca Juga: Terciduk Polisi! Dua Pelaku Penipuan SMS Memiliki Omset Rp200 Juta Perbulan

Kemendag akan terus memantau dan mengevaluasi pergerakan harga kedelai dunia untuk memastikan harga tahu dan tempe di pasar tetap berada di tingkat yang wajar.

Importir yang memiliki stok kedelai dihimbau oleh Syailendra untuk terus memasok kedelai secara rutin kepada pengrajin tahu dan tempe.

"Kami berharap produksi tahu dan tempe dapat terus berjalan dan masyarakat masih tetap mendapatkan tahu dan tempe dengan harga terjangkau," ujar Syailendra.***

Editor: Surya Eka Aditama

Sumber: ANTARA


Tags

Terkini

x