Kecanduan Musik Apakah Sesuatu Hal yang Buruk? Begini Penjelasan Menurut Para Ahli

- 5 April 2021, 15:19 WIB
ILUSTRASI Musik
ILUSTRASI Musik /Choirun N/,*/PIXABAY

KABAR BESUKI – Banyak orang di seluruh dunia mendengarkan musik setiap hari. Bahkan, seluruh kehidupan tidak terlepas dari musik seperti ketika nongkrong di kafe hingga belajar.

Musik terbukti dapat meredakan kecemasan dan stres, meredakan nyeri, meningkatkan mood, dan meningkatkan kualitas tidur,

Para ahli tidak secara resmi mengakui kecanduan musik sebagai diagnosis kesehatan mental. Meski begitu, bukan berarti kebiasaan bermusik terkadang masih bisa menjadi masalah.

Baca Juga: Menurut Studi Sekitar 60 Persen Orang yang Tidak Betah Nonton Zack Snyder's Justice League, Ini Alasannya

Baca Juga: RATING REPORT 3-4 April 2021: Akad Nikah Atta-Aurel hingga Blocking Time Buat RCTI Makin Kokoh di Pucuk

Baca Juga: Menurut BMKG Badai Jenis Ini yang Menjadi Penyebab Bencana Banjir Bandang di Kupang

Mendengarkan musik dapat meningkatkan hormon dopamin, yakni hormon yang dapat membuat bahagia. Penggunaan zat atau perilaku tertentu memicu pelepasan dopamin dalam sistem penghargaan otak. Seiring waktu, otak mulai bergantung pada zat atau perilaku ini dan secara alami melepaskan lebih sedikit dopamin. Jadi, lama kelamaan otak menjadi bergantung pada pemicu dopamin tersebut.

Sebuah studi tahun 2011 yang melibatkan 10 orang yang mengalami sedih saat mendengarkan musik menunjukkan bahwa musik dapat memicu pelepasan dopamin saat menghasilkan respons emosional yang sangat positif. Secara teori, otak berpotensi bergantung pada produksi dopamin yang dipicu musik, tetapi tidak banyak bukti yang menunjukkan bahwa hal ini benar-benar terjadi.

Ketika seseorang terlalu bergantung pada musik, bisa menyebabkan musik tersebut mengatur emosi dan hal tersebut dapat menimbulkan perasaan berbeda yang hampir tak ada habisnya.

Halaman:

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Healthline


Tags

Terkini

x