KABAR BESUKI – Banyak orang di seluruh dunia mendengarkan musik setiap hari. Bahkan, seluruh kehidupan tidak terlepas dari musik seperti ketika nongkrong di kafe hingga belajar.
Musik terbukti dapat meredakan kecemasan dan stres, meredakan nyeri, meningkatkan mood, dan meningkatkan kualitas tidur,
Para ahli tidak secara resmi mengakui kecanduan musik sebagai diagnosis kesehatan mental. Meski begitu, bukan berarti kebiasaan bermusik terkadang masih bisa menjadi masalah.
Baca Juga: Menurut BMKG Badai Jenis Ini yang Menjadi Penyebab Bencana Banjir Bandang di Kupang
Mendengarkan musik dapat meningkatkan hormon dopamin, yakni hormon yang dapat membuat bahagia. Penggunaan zat atau perilaku tertentu memicu pelepasan dopamin dalam sistem penghargaan otak. Seiring waktu, otak mulai bergantung pada zat atau perilaku ini dan secara alami melepaskan lebih sedikit dopamin. Jadi, lama kelamaan otak menjadi bergantung pada pemicu dopamin tersebut.
Sebuah studi tahun 2011 yang melibatkan 10 orang yang mengalami sedih saat mendengarkan musik menunjukkan bahwa musik dapat memicu pelepasan dopamin saat menghasilkan respons emosional yang sangat positif. Secara teori, otak berpotensi bergantung pada produksi dopamin yang dipicu musik, tetapi tidak banyak bukti yang menunjukkan bahwa hal ini benar-benar terjadi.
Ketika seseorang terlalu bergantung pada musik, bisa menyebabkan musik tersebut mengatur emosi dan hal tersebut dapat menimbulkan perasaan berbeda yang hampir tak ada habisnya.