Musik dangdut yang sempat dianggap sebelah mata pada akhir dekade 2000-an hingga 2012, seketika menjadi musik yang dapat dinikmati oleh banyak kalangan termasuk anak muda dan masyarakat kelas menengah ke atas, di mana kelompok masyarakat tersebut diketahui merupakan target pemirsa utama Trans TV.
Seiring hal tersebut, banyak program TV Indonesia mulai menyelipkan unsur dangdut di dalamnya, tak terkecuali untuk program talkshow seperti Brownis (juga tayang di Trans TV).
Beberapa stasiun TV yang disebut-sebut juga menyasar penonton dari kalangan menengah ke atas seperti RCTI, SCTV, hingga NET TV juga tak lagi malu-malu menyelipkan unsur dangdut pada sebagian programnya, meski dengan cara pengemasan yang berbeda.
Sebagai contoh, Indonesian Idol dan X Factor Indonesia yang ditayangkan oleh RCTI juga menghadirkan satu episode di mana seluruh kontestannya diharuskan untuk membawakan lagu dangdut, meski dengan gaya yang berbeda sesuai ciri khas kontestan masing-masing.
2. Pencarian Bakat Dangdut Menjamur
Kesuksesan YKS di Trans TV pada masanya juga tak disia-siakan oleh Indosiar yang sempat mengalami keterpurukan pada tahun 2005 hingga 2013.
Pasca bergabung dengan Emtek yang juga menaungi SCTV, Harsiwi Achmad selaku Direktur Programming Surya Citra Media (SCM) menginisiasi untuk menghadirkan program D'Academy yang mulai tayang sejak 2014.
Program D'Academy terbilang sukses besar bahkan melahirkan jebolan-jebolan yang sukses seperti Lesti Kejora, Rizky-Ridho (2R), Danang, Elvi Masamba, Fildan, dan masih banyak lagi.
Bahkan, cakupan kompetisi D'Academy diperluas dengan menggelar DA Asia yang tercatat telah digelar sebanyak tiga edisi (2015, 2016, dan 2017).