3 Pengaruh YKS Terhadap Industri Pertelevisian Indonesia yang Masih Terasa Hingga Kini, Meski Tak Lagi Tayang

- 17 April 2022, 11:28 WIB
3 Pengaruh YKS Terhadap Industri Pertelevisian Indonesia yang Masih Terasa Hingga Kini, Meski Tak Lagi Tayang.
3 Pengaruh YKS Terhadap Industri Pertelevisian Indonesia yang Masih Terasa Hingga Kini, Meski Tak Lagi Tayang. /Trans TV/

KABAR BESUKI - Dunia pertelevisian Indonesia pernah dibuat heboh dengan melejitnya program YKS yang awalnya memiliki kepanjangan Yuk Kita Sahur lalu bertransformasi menjadi Yuk Keep Smile.

Sejak pertama kali tayang pada Ramadhan 2013, YKS sempat menjadi underdog namun perlahan melejit berkat joget 'Buka Sitik Joss' yang dikomandoi oleh Caisar Putra Aditya.

Hebohnya joget 'Buka Sitik Joss' yang dikomandoi oleh Caisar serta didukung iringan musik dari Idea Percussions maupun alur koreografi yang disempurnakan oleh Soimah dan suaminya, Herwan Prandoko alias Koko turut menjadi titk awal bangkitnya musik dangdut yang sempat 'mati suri'.

Kesuksesan YKS di bulan Ramadhan 2013 membuat Trans TV melanjutkannya menjadi program reguler yang awalnya hanya tayang saat weekend menjadi stripping, namun terpaksa harus berakhir menjelang Ramadhan 2014 karena sanksi KPI akibat dugaan penghinaan terhadap almarhum Benyamin Sueb.

Meski YKS sudah tak lagi tayang di Trans TV, program tersebut rupanya masih menyisakan pengaruh yang dirasakan oleh industri pertelevisian Indonesia secara luas bahkan hingga kini.

Baca Juga: 4 Program Komedi Ramadhan Paling Fenomenal dari Masa ke Masa, Mulai Sahur Kita hingga YKS

Berikut tiga pengaruh YKS terhadap industri pertelevisian Indonesia yang masih terasa hingga kini meski programnya tak lagi tayang sebagaimana dirangkum Kabar Besuki dari berbagai sumber, antara lain:

1. Banyak Program TV Indonesia Menyelipkan Unsur Dangdut

Ketika YKS menjadi program variety show yang paling banyak ditonton oleh pemirsa Indonesia pada masa kejayaannya, saat itu pula gairah masyarakat terhadap musik dangdut kembali meningkat.

Musik dangdut yang sempat dianggap sebelah mata pada akhir dekade 2000-an hingga 2012, seketika menjadi musik yang dapat dinikmati oleh banyak kalangan termasuk anak muda dan masyarakat kelas menengah ke atas, di mana kelompok masyarakat tersebut diketahui merupakan target pemirsa utama Trans TV.

Seiring hal tersebut, banyak program TV Indonesia mulai menyelipkan unsur dangdut di dalamnya, tak terkecuali untuk program talkshow seperti Brownis (juga tayang di Trans TV).

Beberapa stasiun TV yang disebut-sebut juga menyasar penonton dari kalangan menengah ke atas seperti RCTI, SCTV, hingga NET TV juga tak lagi malu-malu menyelipkan unsur dangdut pada sebagian programnya, meski dengan cara pengemasan yang berbeda.

Sebagai contoh, Indonesian Idol dan X Factor Indonesia yang ditayangkan oleh RCTI juga menghadirkan satu episode di mana seluruh kontestannya diharuskan untuk membawakan lagu dangdut, meski dengan gaya yang berbeda sesuai ciri khas kontestan masing-masing.

Baca Juga: 4 Hal Penting yang Harus Diperhatikan dalam Membuat Program Sahur di Televisi, Salah Satunya 'Family Friendly'

2. Pencarian Bakat Dangdut Menjamur

Kesuksesan YKS di Trans TV pada masanya juga tak disia-siakan oleh Indosiar yang sempat mengalami keterpurukan pada tahun 2005 hingga 2013.

Pasca bergabung dengan Emtek yang juga menaungi SCTV, Harsiwi Achmad selaku Direktur Programming Surya Citra Media (SCM) menginisiasi untuk menghadirkan program D'Academy yang mulai tayang sejak 2014.

Program D'Academy terbilang sukses besar bahkan melahirkan jebolan-jebolan yang sukses seperti Lesti Kejora, Rizky-Ridho (2R), Danang, Elvi Masamba, Fildan, dan masih banyak lagi.

Bahkan, cakupan kompetisi D'Academy diperluas dengan menggelar DA Asia yang tercatat telah digelar sebanyak tiga edisi (2015, 2016, dan 2017).

Tak puas dengan D'Academy, Indosiar pun melanjutkan kesuksesannya dalam hal talent search dangdut dengan membuat Bintang Pantura hingga Liga Dangdut Indonesia (LIDA), yang juga turut melahirkan sejumlah jebolan yang tak kalah sukses.

Di sisi lain, MNCTV juga turut menghidupkan kembali Kontes Dangdut Indonesia (KDI) yang terakhir kali digelar pada tahun 2010 dengan nama KDIStar, dan juga sempat menggelar Rising Star Dangdut Indonesia pada tahun 2021.

Baca Juga: 5 Program Sahur Paling Fenomenal dari Masa ke Masa, Adakah Favorit Kalian?

3. Eksistensi Pedangdut di Layar Kaca Meningkat

Fenomena YKS juga turut mengangkat eksistensi pedangdut di layar kaca Indonesia, bahkan ketika program tersebut tak lagi tayang di Trans TV.

Tak hanya pedangdut yang sudah memiliki jam terbang di tingkat nasional, beberapa nama pedangdut yang semula hanya terkenal di kalangan masyarakat Pantura kini mulai menunjukkan eksistensinya di tingkat nasional melalui industri pertelevisian Indonesia.

Beberapa nama seperti Nurbayan, Eny Sagita, Via Vallen, Fitri Carlina, dan lain-lain mulai mendapatkan awareness dari pelaku industri pertelevisian Indonesia seiring dengan meningkatnya gairah masyarakat terhadap musik dangdut.

Lagu-lagu yang mereka populerkan juga turut menjadi konsumsi masyarakat Indonesia secara luas, dari yang semula hanya populer di kalangan masyarakat Pantura saja.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Terkait

Terkini