KABAR BESUKI - Semua orang pasti pernah merindukan sosok yang amat penting bagi kehidupannya, siapapun itu.
Tetapi jika Anda memikirkannya, merindukan seseorang adalah setengah dari cerita. Apa yang membuatnya lebih sulit atau lebih mudah adalah apakah Anda dapat melakukan sesuatu atau tidak.
Dan ketika Anda menyadari bahwa Anda tidak bisa, itulah yang membuat segalanya sedikit lebih sulit.
Jauh lebih mudah jika Anda bertemu dengannya setelah kelas, selama akhir pekan, atau kadang dalam seminggu atau bahkan sebulan.
Dilansir Kabar Besuki dari laman candymag, Sangat mudah ketika Anda menantikan saat ketika Anda bisa bertemu atau berbicara satu sama lain lagi.
Baca Juga: Jangan Malu ‘Ngiler’ Saat Tidur Karena Itu Membawa Pertanda Baik Lho Bagi Anda, Ini Ulasannya
Sebuah studi tahun 2015 di University of Florida menunjukkan bahwa otak kita dapat membuat lebih banyak hormon norepinefrin saat kita sendirian.
Akibatnya, otak dan tubuh menjadi sulit untuk beristirahat meski sudah waktunya istirahat. Peningkatan kortisol (hormon stres) ketika Anda merindukan pasangan juga dapat menyebabkan gangguan tidur
Sebagian besar waktu, Anda mempertahankan perasaan itu dan terus memikirkannya.
Anda menghabiskan hari-hari Anda melakukan apa yang seharusnya Anda lakukan, memenuhi tenggat waktu di sekolah, dan menjadi siswa yang bertanggung jawab seperti yang seharusnya.
Baca Juga: Efek Buruk Tidur Siang Terlalu Lama Ternyata Bisa Tingkatkan Risiko Kematian Dini, Hindari Segera
Anda mengalihkan perhatian Anda dan mengelilingi diri Anda dengan orang-orang yang membuat Anda tertawa dan membuat Anda sedikit lupa.
Anda mencoba untuk peduli tentang apa pun, kecuali dia dan pikiran merindukannya.
Anda menyingkirkan pikiran tentang dia, menyembunyikannya di suatu tempat jauh di dalam diri Anda, di sudut terjauh dari hati Anda.
Baca Juga: Tidur di Dalam Mobil Ternyata Membawa Hal Buruk Bahkan Sebabkan Meninggal Lho, Ini Penjelasannya
Sampai suatu hari, Anda benar-benar lupa bahwa Anda ada. Kehidupan pura-pura yang Anda buat untuk diri sendiri menjadi kebenaran Anda.
Dan Anda menemukan diri Anda di tengah menyelesaikan persyaratan sekolah Anda, di tengah membicarakan sesuatu dengan seorang teman yang tiba-tiba teringat akan senyumnya, matanya, caranya menertawakan lelucon Anda, dan tiba-tiba Anda merasa baik-baik saja.
Itu tidak terlalu menyakitkan lagi, dan Anda benar-benar merasa jauh lebih baik.***