Kisah Inspiratif dari Seorang Difabel di Banyuwangi Buka Usaha Minuman Buah Kocok di Masa Pandemi

- 5 Desember 2020, 20:14 WIB
Bidak Seorang Difabel penjual Buah Kocok
Bidak Seorang Difabel penjual Buah Kocok /Kabarbesuki.com

KABAR BESUKI - Tak ingin larut dalam suasana pandemi, Suyono (43) salah satu warga disabilitas di Banyuwangi menjadi salah satu contoh kisah inspiratif yang dapat kita ambil hikmahnya. 

Ia tuna rungu sejak lahir. Namun, semangatnya untuk menghidupi istrinya, Eliana (41) dan 2 orang anaknya tak kalah dengan manusia yang normal lainnya.

Sebelum pandemi Covid-19, Ia berjualan keripik rasa-rasa dari sekolah ke sekolahan yang lain, hingga mampu menyekolahkan Afrizki Dova Pratama (16) hingga saat ini, di bangku SMKN Glagah Banyuwangi.

Baca Juga: 5 Hal Ini yang Perlu Dilakukan Saat Suami Pulang Kerja Agar Hubungan Tetap Harmonis

Anak kedua, Kirana Anggraini (10), pasangan tuna rungu ini, kini sekolah di SDN 3 Panderejo. Namun, usaha keripik rasa-rasa yang berjalan sekitar 17 tahun itu terhenti akibat semua sekolah diliburkan akibat pandemi.

Baca Juga: Memasuki Masa Tenang, Paslon Pilkada Banyuwangi Diminta Melepas APK dan Tak Lakukan Kampanye Lagi

Tak mau berpangku tangan, 3 bulan sejak pertengahan Maret lalu, Suyono mengaku mencari-cari usaha baru. Akhirnya, idepun muncul dari seorang saudaranya, membuat minuman buah alpukat yang dicampur susu. Alpukat kocok nama usaha barunya itu.

Suyono pedagang Buah kocok
Suyono pedagang Buah kocok

"Dulu saya bekerja sebagai tukang las di daerah Wongsorejo. Sejak menikah beralih kerja berjualan keripik rasa-rasa di sekolah-sekolah," kata pria yang lahir 1977 di Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi itu melalui penerjemah, Alfian Krisna, Sabtu (5/12/2020).

Halaman:

Editor: Surya Eka Aditama


Tags

Terkini