Anda Suka Rebahan? Pertimbangkan Lagi, Karena Inilah Bahaya Terlalu Lama Rebahan

- 16 Januari 2021, 17:45 WIB
Ilustrasi: Rebahan
Ilustrasi: Rebahan /PIXABAY/Free-Photos

KABAR BESUKI - Rebahan saat liburan memang menyenangkan, istirahat sejenak karena lelahnya beraktivitas dan bekerja membuat anda nyaman saat berada dirumah.

Dimusim Pandemi ini banyak orang yang bekerja dari rumah, dan membuat hal itu menjadi kurangnya bergerak, dan sering bermalas-malasan.

Kurangnya bergerak dan berolahraga membawa dampak buruk untuk kesehatan, dan jika terlalu lama tidak memiliki kegiatan sangat buruk untuk tubuh anda.

Baca Juga: Jangan Disepelekan! Virus Corona Dapat Menyebar dengan Hal Berikut, Salah Satunya dengan Mengupil

Perilaku kurang gerak atau sedentary merupakan segala kegiatan di luar waktu tidur, yang hanya memerlukan sedikit energi, misalnya duduk dan menonton televisi.

Aktivitas yang tergolong sedentary bahkan menghabiskan energi lebih sedikit dibandingkan aktivitas ringan, seperti berdiri dan jalan kaki.

Perilaku kurang gerak ini akan menjadi kebiasaan, atau gaya hidup, setelah dilakukan selama enam jam atau lebih dalam durasi yang lama.

Kekurangan aktivitas fisik tentu akan berdampak pada kesehatan individu, jangka pendek, misalnya mengalami nyeri punggung bagian bawah dan radang otot. Dalam jangka panjang, kurang gerak bisa menyebabkan ostheoporosis dan ostheoarthritis.

Ketika terlalu sering duduk atau berbaring fungsi otot-otot besar (paha dan punggung), yang semestinya digunakan untuk menyangga tubuh, tergantikan oleh kursi.

Baca Juga: Berharap Liga 1 Digelar Kembali, Arema FC: Kita Akan Patuhi Protokol Kesehatan

Akibatnya, ada penurunan penyerapan gula dan lemak di sel tubuh. Ketika dua zat tersebut tidak digunakan tubuh untuk bergerak.

Maka kadar gula darah dan kolesterol akan tinggi dan bisa menimbulkan masalah kesehatan lainnya jika gaya hidup ini diteruskan.

Gaya hidup kurang gerak ini juga bisa meningkatkan risiko obesitas, hipertensi dan penyakit kardiovaskular.

Perilaku kurang gerak ini tidak hanya berakibat pada kesehatan fisik, namun, juga bisa menyerang kesehatan mental.

Pelaku sedentary lilfestyle berisiko tiga kali lipat mengalami gejala depresi dibandingkan mereka yang banyak bergerak.

Baca Juga: Sandiaga Uno Tegaskan Kelestarian Lingkungan Jadi Prioritas Mandalika

Mereka yang kurang gerak ini juga bisa mengalami masalah finansial karena harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk mengakses layanan kesehatan dan produktivitas kerja terganggu jika sering sakit.

Maka dari itu usahakan untuk tetap berolahraga, bersepeda atau melakukan aktivitas lainnya.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Antaranews.com


Tags

Terkini

x