Hati-Hati Penipuan Atas Nama Bank! Ajari Orang Tua Kita Agar Terlindungi dari Modus Penipuan

- 5 Maret 2021, 12:50 WIB
lustrasI penipuan berbasis teknologi/pixabay/tumisu
lustrasI penipuan berbasis teknologi/pixabay/tumisu /
KABAR BESUKI - Penipuan berbasis teknologi biasanya sering hadir dalam bentuk peretasan atau penyadapan. Tapi, yang palin mudah dilakukan dari semua jenis penipuan yang memanfaatkan teknologi, yakni penipuan dari panggilan seluler.
 
Biasanya, pihak penipu akan mengatas bakalan dirinya sebagai pihak bank. Kasus inu sudah sering kali terjadi, korbannya beragam mulai dari remaja, dewasa, hingga lansia.
 
Korban yang paling rawan terkena penipuan adalah kalangan tua. Faktor utamanya karena umumnya, orang-orang tua itu gagap teknologi (gaptek).
 
Perkembangan zaman yang luar biasa membuat orang tua sulit untuk mengejar ketertinggalan seputar pemanfaatan teknologi. Dilansir dari Youtube Asumsi, ada 52 persen orang berusia lebih dari 55 tahun yang mengalami gaptek.
 
Apalagi di era pandemi seperti sekarang ini, para orang tua dipaksa untuk bisa mengoperasikan gawai atau pun laptop. Misalnya untuk memulai meeting online, rapat wali murid, pembayaran tagihan, dan lainnya.
 
Keahlian yang sebelumnya belum pernah mereka jumpai, dan tiba-tiba harus dikuasai jelas saja menyulitkan mereka.
 
Terkadang, kita sebagai anak kurang memperhatikan orang tua kita yang mengalami kesulitan. Seharusnya, kita justru menjadi orang yang pertama kali tanggap atas permasalahan mereka.
 
Menurut Asumsi, ada 25 persen anak muda yang malas mengajari orang tua untuk mengoperasikan teknologi. Alasannya, mereka terlalu lambat untuk adaptasi.
 
Hasilnya, sering sekali orang tua kita menjadi korban penipuan. Literasi mereka mengenai istilah teknologi membuat mereka rentan untuk percaya dan memberikan data pribadi.
 
Ketika data pribadi bocor, biasanya yang diincar para penipu adalah nomor rekening. Sehingga, dari sana akan timbul kerugian secara finansial.
 
Modus penipuannya sama seperti yanh dijelaskan di atas. Penipuan akan melakukan panggilan menggunakan nomor yang mirip seperti milik call center.
 
Biasanya, mereka akan menginfokan soal hadiah, promo, atau adanya transaksi yang mencurigakan terkait akun orang tua kita. Lalu, pihak penipu biasanya akan berdalih untuk menawarkan bantuan.
 
Mereka akan meminta info pribadi dari akun bank orang tua kita. Misalnya, nomor kartu kredit, nomor CVC/CVV. Setelah nomor diterima penipu, seketika itu juga uang di ATM akan raib.
 
Lalu, bagaimana jika hal ini terjadi dengan orang tua atau kerabat kita yang belum mengetahui, jika data perbankan dan data-data pribadi lainnya, haram untuk dibagikan ke siapapun.
 
Ada 3 hal yang bisa kita lakukan untuk menjauhkan orang tua kita dari kejadian semacam ini, sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Asumsi.
 
Pertama, ingatkan merek untuk menghindari segala jenis modus penipuan. Katakan pada mereka, untuk tidak mengangkat telepon dari nomor yang nampak mencurigakan.
 
Kedua, jika terlanjur mengangkat telepon dan diberi tahu ada transaksi mencurigakan di nomor rekening mereka, anjurkan untuk tetap tenang dan jangan panik. Jika piha penelepon mulai meminta data rahasia, segera matikan telponnya.
 
Ketiga, jika ada pihak yang mengaku sebagai salah seorang pegawai bank, jangan ragu untuk segera menghubungi call center resmi dari pihak bank terkait.
 
Oleh karena itu, mari kita ajarkan kepada orang tua dan kerabat kita untuk selalu update dengan isu modus, serta memperhatikan aktifitas mereka terkait teknologi.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: YouTube Sobat Dosen


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah