Vape Lebih Bahaya dari Rokok Tembakau, CDC Beberkan Manfaat dan Bahaya Ini

- 4 Mei 2021, 20:32 WIB
Ilustrasi vape
Ilustrasi vape /pexels.com/Miguel Arcanjo Saddi

KABAR BESUKI - Banyak bukti yang menunjukkan bahwa vape, yang pernah dianggap tidak lebih berbahaya daripada rokok, menyebabkan kerusakan paru-paru dan bisa mematikan. Ini juga membuat ketagihan.

Ketika vape atau rokok elektrik pertama kali beredar di pasaran pada akhir tahun 2000, rokok elektrik diyakini sebagai alternatif yang lebih aman daripada rokok tembakau, tetapi sekarang ada bukti yang menunjukkan sebaliknya.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) telah dihitung dekat dengan 3.000 kasus penyakit baru vape terkait paru-paru yang dikenal sebagai EVALI. Dalam statistik yang dikumpulkan oleh 29 negara bagian AS, badan tersebut telah mencatat 68 kematian. Dan kemudian ada potensi kebiasaan memperburuk gejala Covid-19, berpotensi menyebabkan kasus yang parah dan meningkatkan risiko kematian akibat virus corona baru.

Baca Juga: Satgas Covid-19: Daerah yang Masih Zona Merah dan Oranye, Warganya Diwajibkan Shalat Id di Rumah

Anak-anak dan remaja sangat tertarik dengan vape, sebagian berkat rasa yang menarik seperti permen karet, mangga, dan mint. Penggunaan vape pada siswa sekolah menengah meningkat 900 persen antara tahun 2011 dan 2015, menurut Ahli Bedah AS.

Berhenti menggunakan vape bisa jadi sulit, sama seperti mencoba berhenti merokok. Dan meskipun berhenti bisa menjadi hal yang berat bagi tubuh, sebagian besar Anda akan mulai mendapat manfaat segera setelah Anda membuat keputusan untuk menghentikan kebiasaan itu.

  • 20 menit kemudian: Peningkatan kardiovaskular

Hanya dalam 20 menit, “detak jantung Anda kembali normal, tekanan darah Anda turun, dan sirkulasi Anda mulai normal,” kata Nikola Djordjevic, MD, manajer proyek dari Med Alert Help.

Baca Juga: Resep Membuat Kastengel, yang Super Duper Gurih, Enak, dan Lembut

  • Beberapa jam kemudian: Penarikan nikotin

Nikotin membuat ketagihan, dan Anda mungkin mengalami beberapa gejala kecil dan sementara. “Gejala penarikan nikotin akut bisa bersifat psikologis dan fisik,” kata Dr. Djordjevic. Gejala psikologis termasuk mengidam nikotin, perubahan suasana hati, kesulitan berkonsentrasi, mudah tersinggung, dan kecemasan. Gejala fisik termasuk “sakit kepala, berkeringat, gemetar, insomnia, nafsu makan meningkat, kram perut, dan sembelit,” kata Dr. Djordjevic.

Halaman:

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: The Healthy


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x