1 Juta Penduduk China Tinggal di dalam Bunker Anti Bom Atom dan Dijuluki Sebagai Suku Tikus

- 19 Agustus 2021, 17:23 WIB
1 Juta Penduduk China Tinggal di Dalam Bunker Anti Bom Atom dan Dijuluki Sebagai Suku Tikus
1 Juta Penduduk China Tinggal di Dalam Bunker Anti Bom Atom dan Dijuluki Sebagai Suku Tikus /@rt_travel/Instagram

KABAR BESUKI - Sejak akhir 1950-an, hubungan antara Republik Rakyat Cina (RRC) dan Uni Soviet mulai memanas. 

Meski keduanya merupakan dua negara komunis terbesar dunia kala itu, namun terdapat beberapa perbedaan politik yang memungkinkan terjadinya konflik besar, keduanya dikabarkan tak ragu berperang nuklir.

Seperti dilansir Kabar Besuki dari Instagram @seputar.netizen, pemimpin RRC, Mao Zedong, menganggap ketegangan sudah hampir mencapai puncaknya pada tahun 1969, saat itu dia memerintahkan rakyatnya untuk mulai menggali terowongan di bawah rumah. 
 
 
Fungsinya sebagai tempat perlindungan diri, untuk mengantisipasi jika sampai Uni Soviet menjatuhkan bom atom.

Pada akhir tahun 1970, 75 kota besar di RRC dilaporkan telah menggali lubang yang sanggup menampung sekitar 60 persen populasi rakyatnya. 
 
Termasuk di Beijing, pembangunan terowongan mencapai 30 km terowongan dan menghubungkan kehidupan 8 juta rakyat di bawah tanah.

Selama empat bulan, warga Beijing itu menunggu serangan Uni Soviet. Hidup tanpa cahaya matahari disertai kecemasan akan bahaya nuklir.
 
Bagaimanapun, pada akhirnya pembuatan terowongan massal di era Mao Zedong menjadi kesia-siaan.

Setelah dia meninggal pada 1976, posisinya diganti Deng Xiaoping yang membatalkan semua kebijakan dan ideologi keras RRC. Perpercahan Uni Soviet yang bermula pada 1960-an juga menjadi alasan pembatalan serangan.
 
Baca Juga: Ramalan Zodiak Besok Jumat 20 Agustus 2021: Gemini Hubungan Sensitif dan Virgo Ada Kemajuan

Tetapi, penduduk yang sudah terlanjur nyaman hidup di bawah tanah enggan pindah begitu saja. 
 
Pada tahun 1996, pemerintah juga masih menganggap tempat penampungan bom merupakan persyaratan penting bagi kota-kota di Tiongkok. 
 
Alih-alih mesti merusak peninggalan bersejarah, Kantor Pertahanan Sipil menginstruksikan warga untuk mengalihfungsikan tempat penampungan untuk tujuan komersial (seperti pabrik, gudang, budidaya jamur, dan arena sepatu roda). Area bekas terowongan itu kemudian disebut Dixia Cheng (Underground City).

Ruang-ruang di bawah tanah juga menjadi alternatif tempat tinggal bagi mereka yang ingin menyewa dengan harga lebih murah ketimbang rumah kontrakan atau apartemen di atas tanah.
 
Baca Juga: Pasien Covid-19 yang Dirawat di RS Disebut Berisiko Tinggi Terkena Stroke, Ahli Ungkap Penyebabnya

Diperkirakan masih terdapat sekitar 1 juta penduduk Beijing yang tinggal di sana; mereka mendapatkan julukan shuzu atau 'suku tikus'.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Instagram @seputar.netizen


Tags

Terkini

x