Kisah Mistis Alas Baluran yang Dipercaya Pernah Menjadi Tempat Pembuangan Korban Petrus Tahun 80 an

- 2 Maret 2022, 15:32 WIB
Ilustrasi Ilustrasi jalan Alas Baluran yang dipercaya sebagai tempat pembuangan korban G 30 S PKI
Ilustrasi Ilustrasi jalan Alas Baluran yang dipercaya sebagai tempat pembuangan korban G 30 S PKI /Pixabay / Free-Photos/

KABAR BESUKI – Indonesia merupakan negara yang terkenal akan cerita-cerita mistis yang menyelimuti di dalamnya.

Kisah-kisah seram tersebut merupakan cerita yang diturunkan dari mulut ke mulut, generasi ke generasi, dan menjadi sebuah urban legend tersendiri bagi orang yang mendengar kisah itu.

Ada juga dari sebagian kisah tersebut yang didapatkan dari pengalaman seseorang yang kemudian dibagikan di media sosial, sehingga diceritakan kembali oleh warganet kepada orang lain di sekitarnya.

Baca Juga: Baca Kisah Para Penghuni Asrama Damkar yang Diteror oleh Banyak Hantu

Seperti halnya kisah jalanan yang dianggap angker oleh sebagian masyarakat Indonesia, sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari kanal YouTube Nessie Judge, pada Rabu, 2 Maret 2022.

Alas Baluran adalah hutan yang menjadi perbatasan antara kota Banyuwangi dan Situbondo, hutan yang terkenal karena keindahan alam, dan juga flora maupun faunanya yang memiliki ciri khas tersendiri.

Alas Baluran akan kita lewati jika kita berpergian menggunakan jalur Pantura. Jalur utama transportasi darat yang menghubungkan seluruh pulau Jawa, menjadi jalur untuk berpergian ke pulau Bali.

Namun di Alas Baluran ini, tidak hanya cerita tentang keindahan alamnya saja, melainkan ada juga kisah-kisah mistis yang masih dipercayai oleh sebagian orang sekarang ini.

Baca Juga: Baca Kisah Hantu Kamar Mandi yang Meneror 2 Maba di Sebuah Asrama Baru

Misteri tentang Curah Tangis yang masih melekat di Alas Baluran ini tidak bisa dipisahkan.

Alas Baluran dianggap sebagai jalur maut bagi para pengendara, yang menggunakan jalur pantura sebagai jalan tujuan mereka. Jalur yang melewati Alas Baluran ini biasa disebut sebagai jalur Baluran.

Jalur Baluran dianggap sebagai jalur tengkorak oleh para pengendara dan warga setempat. Hal tersebut dikarenakan jalur ini telah memakan banyak korban jiwa.

Berbagai keluhan dari para pengendara sering bermunculan, misalnya dari jalan berlubang, penerangan jalan yang kurang, dan lain  sebagainya.

Bagaimana fakta mengenai data-data yang mengenai Alas Baluran ini.

Seperti informasi yang disampaikan AKBP Awan Hariyono (Kapolres Situbondo), pada video yang diunggah kanal YouTube itu, menjelaskan tentang gambaran jalur Baluran ini.

Baca Juga: Kedua Orang Tua ini Tidak Sadar Telah Membawa Sosok Hantu Saat Berlibur di Bandung

“Menyikapi untuk, yang ada di jalur Baluran. Ini panjang, dari pada hutan Baluran kurang lebih 25 kilometer, sendiri,” ucap Awan Hariyono dalam wawancara di video tersebut.

Kemudian Awan Hariyono menambahkan mengenai data kecelakan pada tahun 2021 yang lalu.

“Disitu angka kecelakaan, untuk tahun ini, ada 4 kali kecelakaan yang menyebabkan 4 meninggal dunia, tahun 2018. Namun tahun 2017 itu angka kecelakan itu lebih tinggi,” lanjut Awan menerangkan data kecelakan saat diwawancara.

“Artinya untuk angka kecelakaan di kabupaten Situbondo khususnya di hutan Baluran, dan lebih khusus lagi di Curah Tangis menurun untuk setiap tahunya,” Awan menambahkan keterangan mengenai data angka kecelakan pada wawancara tersebut.

Baca Juga: Pengemudi Taksi ini Tidak Sadar Jika Ia Sedang Mengantar Pulang Seorang Hantu di Dalam Mobilnya

Dari seluruh jalur Pantura yang melewati hutan baluran, ada jalur yang dikabarkan menjadi tempat yang paling sering terjadi kecelakan, dan mengakibatkan korban jiwa.

Lokasi yang berdampingan dengan sebuah jurang tersebut, sampai dijuluki warga dengan sebutan Curah Tangis.

Menurut warga setempat, di lokasi itu, pada malam hari sering terdengar suara tangisan, dan erangan kesakitan. Hal tersebut dipercayai oleh warga setempat sebagai suara dari makhluk penghuni jurang di lokasi itu.

Dari cerita yang beredar di masyarakat, konon katanya ada seorang gadis bernama Dewi Tantoro yang sedang menunggu kekasihnya, namun ketika sang kekasih datang, Dewi justru didorong oleh sang kekasih ke jurang.

Ketika warga setempat mencari sekitaran jurang tersebut, jasad dari gadis malang itu, tubuhnya tidak pernah ditemukan.

Baca Juga: Baca Kisah Ojol yang Diteror Hantu Nenek-nenek yang Sudah Tewas Gantung Diri

Sejak saat itu, jurang yang dalamnya 18 meter ini menjadi sangat angker, karena warga sering kali mendengar suara wanita yang menangis.

Tidak jarang bahwa sosok Dewi ini kerap mengganggu para pengendara, hal itu didasari sebagai bentuk balas dendam Dewi kepada kekasihnya tersebut.

Dari keterangan warga setempat, bahwa kecelakan yang sering terjadi di lokasi Curah Tangis adalah mengenai bayangan yang melintas di jalan. Ada juga keterangan mengenai jalan yang terlihat lurus, padahal jalanya berbelok.

Baca Juga: Baca Kisah Mahasiswa yang Menjumpai Sosok Hantu dengan Tubuh Penuh Darah

Menurut kesaksian dari salah satu warga, penamaan lokasi tersebut berdasarkan bahasa setempat yang berarti ‘jurang tangis’, karena dulu itu adalah tempat pembuangan jasad terduga PKI dan Penembak Misterius (Petrus).

Disclaimer:

Ini hanyalah cerita yang beredar di tengah-tengah masyarakat. Mungkin akan ada penjelasan secara logisnya mengapa kecelakaan itu bisa terjadi, seperti contohnya jalanan yang gelap ketika malam hari.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: YouTube Trans 7 Official YouTube Nessie Judge


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah