Network
Sejauh ini, Disney telah menyuplai sebanyak kurang lebih 6.000 video di Wavve. Sehingga, menghapus 100 di antaranya tidak menjadi masalah yang begitu signifikan.
Walau demikian, hal tersebut mungkin saja menjadi hal yang mengecewakan bagi pelanggan setia Wavve, sebab Disney+ kemungkinan besar akan “memagari” beberapa judul film dan serial populer agar hanya tayang di platform tersebut.
Baca Juga: Gelar Seleksi Tahap Akhir, RANS Cilegon FC Kantongi Nama Pemain, Ini Salah Satunya
Tak hanya itu, Disney juga akan menghentikan kontrak dengan sejumlah pemain OTT lokal Korea Selatan lainnya.
Hal serupa juga terjadi di Indonesia, di mana Disney memutuskan untuk tidak lagi memperpanjang kontraknya dengan salah satu grup media terbesar di Indonesia untuk penayangan melalui televisi terestrial (free to air).
Bahkan, Disney tidak lagi memasok konten yang didistribusikan oleh mereka kepada Netflix yang merupakan salah satu kompetitornya sejak 2019 lalu.
Baca Juga: Larang Mudik, Pemerintah Siapkan Rp500 Miliar Subsidi Ongkir Belanja Online
Park Jung-ho selaku CEO SK Telecom yang merupakan pemegang saham terbesar Wavve, mengatakan dalam rapat umum pemegang saham bulan lalu bahwa Disney melihat perusahaan yang dipimpinnya sebagai kompetitor bagi mereka.
Menurutnya, strategi menarik konten dari platform lokal yang sebelumnya menjadi mitra Disney merupakan cara agar Disney+ dapat memenangi ceruk pasar di suatu negara untuk menggaet sejumlah pelanggan yang menginginkan konten eksklusif yang didistribusikan oleh Disney Group.***
