Panglima Militer Myanmar Akan Hadiri KTT ASEAN di Jakarta, Mencari Titik Terang di Tengah Konflik Panas

- 18 April 2021, 21:13 WIB
Panglima Militer Myanmar akan
Panglima Militer Myanmar akan /Panglima Militer Myanmar akan hadiri KTT ASEAN di Jakarta/Instagram/@srgenminaunghlaíng

KABAR BESUKI - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand mengatakan Panglima Militer Myanmar, Min Aung Hlaing akan menghadiri pertemuan tingkat tinggi ASEAN (KTT ASEAN). Rencananya pertermuan akan digelar di Jakarta pada 24 April mendatang.

"Para pemimpin ASEAN yang beranggotakan 10 orang telah mengkonfirmasi kehadiran mereka pada pertemuan di Jakarta, termasuk panglima militer Myanmar, Min Aung Hlaing," ucap Tanee Sangrat, seperti dilansir tim Kabar Besuki dari Malay Mail, Sabtu, 17 April 2021.

Negara-negara anggota ASEAN telah mencoba untuk mendorong pembicaraan antara pihak militer dengan sipil di Myanmar. 
 
 
 
 
Diharapkan dialog dapat menyelesaikan kekacauan setelah kudeta militer pada 1 Februari mendatang.
 
Jika Min Aung Hlaing benar-benar hadir, itu akan menjadi agenda resmi pertamanya ke luar negeri sebagai pemimpin junta setelah militer menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.
 
Junta militer berusaha memadamkan gerakan anti-kudeta dengan kekuatan mematikan, menewaskan lebih dari 720 orang dan menahan sekitar 3.100 orang.
 
Komunitas internasional, sebagian besar, mengutuk junta militer karena menggunakan kekuatannya terhadap warga sipil tak bersenjata.
 
Myanmar berada dalam pergolakan sejak Min Aung Hlaing menggulingkan pemerintah terpilih yang dipimpin oleh juara demokrasi Aung San Suu Kyi, dengan pasukan keamanan menewaskan 728 orang.
 
Negara-negara tetangga Myanmar telah mencoba untuk mendorong pembicaraan antara pihak yang bersaing untuk menyelesaikan krisis. 
 
 
 
Tetapi, militer telah menunjukkan sedikit kesediaan untuk terlibat dengan mereka atau berbicara dengan pemerintah yang digulingkan.

Pembicaraan yang akan berlangsung di Sekretariat ASEAN di Jakarta pada tanggal 24 April diharapkan dapat membantu menyelesaikan konflik yang terjadi di Myanmar.

Dua bulan kudeta berlangsung, situasi di Myanmar masih belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Pemberontakan sipil terhadap junta militer kian gencar hingga ke pelosok negeri.

Sementara itu, aparat keamanan pun semakin brutal menindak para penentang militer.

Menurut kelompok aktivis Myanmar, Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), lebih dari 710 orang telah tewas akibat bentrokan antara aparat dan demonstran sejak kudeta berlangsung.

Baca Juga: Menurut Penelitian: Pekerjaan Ternyata Bisa Jadi Penyebab Kenaikan Berat Badan

Junta militer juga telah menahan lebih dari 3 ribu orang anti-kudeta. Tak hanya demonstran, militer juga telah mengeluarkan surat perintah penangkapan setiap malam di media yang dikelola pemerintah, menargetkan selebriti, influencer, jurnalis, dan aktivis terkemuka dengan banyak pengikut di media sosial.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Malay Mail


Tags

Terkini

x