Teror Terus Terjadi, Perdana Menteri Palestina: Bentuk Rasisme yang Paling Keji

- 11 Mei 2021, 16:28 WIB
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh /Sumber: Antara Foto / Reuters / Mohamad Torokman/

KABAR BESUKI - Pada Senin 10 Mei 2021 pernyataan datang dari Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh, kata dia bahwa "Tindakan Israel di wilayah Palestina adalah bentuk rasisme yang paling keji."

Hal itu ia sampaikan saat pertemuannya dengan sekitar 58 duta besar, konsul, perwakilan negara, organisasi dan anggota korps diplomatik yang terakreditasi untuk Palestina, di hadapan Menteri Luar Negeri Riyad al-Maliki di Kantor Perdana Menteri di Ramallah, menurut pernyataan dari kantor PM.

"Upaya untuk mengusir orang-orang Sheikh Jarrah (di Yerusalem) dari rumah mereka bukanlah masalah hukum, namun masalah politik, dan peradilan Israel secara politis diarahkan untuk melawan kehadiran Palestina di kota tersebut," tegas Shtayyeh.

Baca Juga: Kata Ahli, Posisi Tidur Seperti Ini Bisa Bantu Kurangi Nyeri Saat Haid

Kata dia, Ia meminta agar masyarakat dunia "segera bertindak menghentikan kekerasan pendudukan Israel terhadap rakyat kami di Kota Yerusalem dan di sejumlah tempat suci lainnya, selain untuk menghentikan upaya penyitaan rumah warga dan penggusuran terhadap mereka."

Dilansir dari situs Antara, Shtayyeh menegaskan bahwa "peristiwa Yerusalem dan perlawanan rakyatnya dalam menghadapi penjajah mencerminkan pentingnya kota suci tersebut bagi seluruh warga Palestina dan telah mengangkat kembali isu Palestina ke agenda prioritas dunia."

Ketegangan di daerah Sheikh Jarrah memuncak sejak pekan lalu saat pemukim Israel menyerbu wilayah itu usai pengadilan Israel memerintahkan penggusuran keluarga Palestina.
Baca Juga: Tahukah Kamu, Semakin Kencang Suara ‘Cesss’ Saat Sosis Digoreng Menandakan Bahwa Kualitasnya Buruk
Gelaran aksi warga Palestina terkait solidaritas dengan warga Sheikh Jarrah menjadi sasaran pasukan Israel.

Yerusalem Timur diporak porandakan oleh Israel selama perang Arab-Israel 1967 dan merampas seluruh kota pada 1980 - sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: ANTARA


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x