Pemimpin Hamas Angkat Bicara Tegaskan Musuhi Israel tapi Bukan Kaum Yahudi, Zahar: Kami Juga Siap Berdamai

- 25 Mei 2021, 16:50 WIB
Pembersihan reruntuhan gedung usai gencatan senjata
Pembersihan reruntuhan gedung usai gencatan senjata /Instagram//@humanaidinitiative

KABAR BESUKI - Konflik antara Israel dan Hamas Palestina, membuat salah satu pendiri Hamas Mahmoud Zahar angkat bicara. 

Zahar menegaskan, Hamas bakal terus memerangi pendudukan Israel di wilayah Palestina. Hanya saja, Zahar enggan untuk memusuhi Kaum Yahudi.
 
Sikap senada juga ditegaskan Mahmoud Zahar dalam wawancara usai gencatan senjata Israel-Palestina Jumat, 21 Mei 2021.
 
 
“Tidak, (negara Israel tak memiliki hak). Mengapa? Kamu datang dari Amerika dan kamu mengambil rumahku, kamu datang dari Inggris dan kamu mengambil rumah saudara laki-lakiku, kamu mengambil ini. Ini sebuah pendudukan,” pungkas Zahar.
 
“Kami tidak menentang orang Yahudi karena orang Yahudi tinggal di daerah ini selama berabad-abad. Saya berbicara tentang pendudukan,” tegas Zahar dilansir Kabar Besuki dari SkyNews, dalam sebuah wawancara eksklusif dengan SkyNews, Seninn 24 Mei 2021.
 
Pemimpin senior Hamas itu berujar, gencatan senjata yang dimediasi Mesir diterima baik oleh pihaknya maupun Israel.
 
 
"Untuk berapa lama? Saya pikir tidak ingin ada berniat melakukan eskalasi. Jadi tindakan ini akan berlangsung lama," paparnya.
 
Sejak terjadi pada 10 Mei, konflik kedua kubu berlangsung selama 11 hari dan menewaskan 260 orang, kebanyakan korban berasal dari Jalur Gaza.
 
Meski begitu, Mahmoud Zahar mengeklaim kelompoknya sudah memperoleh kemenangan, baik strategis maupun simbolis.
 
Dalam klaimnya, Zahar menjelaskan elemen terbarunya adalah bagaimana mereka mengatur pergerakan mereka.
 
Dalam melawan "Negeri Zionis", Zahar menyatakan mereka menyerang sejumlah target yang dianggap penting.
 
 
Zahar juga mengatakan, Hamas terus membeli roket dan rudal sebagai bentuk pertahanan.
 
"Beri saya satu contoh negara di dunia yang tidak memiliki kementerian militer untuk membela diri?” tanya Zahar.
 
"Kami di sini melindungi diri dari agresi, melawan agresi Israel. Jadi jika kami dilarang, mereka munafik," tambahnya.
 
Meski begitu, Zahar mengatakan, Hamas siap melakukan negosiasi damai, termasuk berbicara dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
 
 
Mengapa tidak? Tuan Biden, ya dia mendukung Israel tapi saya pikir kami memiliki misi sebagai orang Palestina untuk berbicara kepadanya secara terus terang," ujar Zahar.
 
Di sisi lain, Zahar mengaku tak bisa melupakan sejarah kesepakatan damai antara Israel dengan Fatah, faksi Palestina lainnya, yang selalu gagal.
 
“Ini bukan penilaian saya. Coba tanya Mahmoud Abbas (Pimpinan Fatah), apakah solusi dua negara bisa terjadi? Ia akan berkata tidak. Israel tak bisa menerima solusi (damai) dua negara,” kata Zahar.
 
Amerika Serikat menegaskan kembali dukungan Gedung Putih terhadap solusi dua negara dalam menyelesaikan konflik Israel-Palestina.
 
 
Solusi dua negara merupakan salah satu gagasan perdamaian yang selama ini didukung komunitas internasional, di mana Israel dan Palestina masing-masing mendirikan sebuah negara merdeka dan hidup berdampingan secara damai.
 
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menyatakan bahwa solusi dua negara tersebut menjadi satu-satunya cara menyelesaikan sengketa Israel-Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
 
Solusi dua negara, katanya, memberikan harapan bagi Israel-Palestina untuk hidup "dengan keamanan, kedamaian, dan martabat" yang setara.
 
 
"Jika tidak ada perubahan positif, dan terutama jika kita tidak dapat menemukan cara untuk membantu warga Palestina hidup dengan lebih bermartabat dan dengan harapan yang lebih baik, siklus (bentrokan) seperti ini akan terus terulang, dan ini tidak menjadi keinginan siapa pun," kata Blinken.***
 

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Sky News


Tags

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x