Korea Selatan Dikeluarkan dari 31 Daftar Mitra Negara Ukraina Karena Hal Ini

- 3 Mei 2022, 09:50 WIB
Korea Selatan dikeluarkan karena tidak memberikan pasokan senjata untuk Ukraina.
Korea Selatan dikeluarkan karena tidak memberikan pasokan senjata untuk Ukraina. /Pexels/
KABAR BESUKI - Korea Selatan dikeluarkan dari daftar negara yang Ukraina ucapkan terimakasih atas dukungannya dalam pertahanan berkelanjutan melawan invasi Rusia.
 
Dengan tanggapan menarik dan beragam dari publik setelah negara Asia Timur secara terbuka memberikan bantuan kemanusiaan, tetapi menolak memasok senjata.
 
Sebuah video yang diposting oleh akun Twitter resmi Kementerian Luar Negeri pada Senin menunjukkan 31 negara yang dinyatakan sebagai mitra Ukraina.
 
Valerii Zaluzhnyi, Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, berterimakasih kepada mereka atas bantuan dan dukungan yang tak tergoyahkan di masa-masa sulit.
 
Australia, Azerbaijan, Albania, Belgia, Bulgaria, Kroasia, Republik Seko, Inggris Raya, Kanada, Denmark, Jerman, Yunani, Estonia, Mesir, Perancis, Finlandia, Italia, Latvia, Lithuania, Luksemburg, Belanda, Makedonia Utara, Norwegia, Polandia, Portugal, Romania, Slovakia, Swedia, Spanyol, Turki, dan Amerika Serikat, masuk dalam daftar.
 
Daftar tersebut terdiri dari negara-negara yang telah memberikan dukungan persenjataan mematikan ke Ukraina sejak invasi Rusia pada 24 Februari.
 
Korea Selatan dan Jepang diyakini telah dikeluarkan karena mereka tidak memberikan tingkat dukungan yang sama ke Ukraina selama konflik berlangsung.
 
Korea selatan sejauh ini telah memberikan 1 miliar won ($798.000) pasukan militer dan medis yang tidak mematikan ke Ukraina sebagai respon atas dukungan guna mengusir invasi Rusia.
 
Korea Selatan berencana untuk memberikan bantuan tambahan yang tidak mematikan senilai 2 miliar won bulan ini.
 
Presiden terpilih Yoon Suk-Yeol juga mempertimbangkan untuk memperluas bantuan kemanusiaan ke Ukraina pada awal masa jabatannya.
 
Tetapi Korea Selatan tetap teguh menolak permintaan berulang-ulang Ukraina untuk dukungan senjata yang mematikan.
 
Dilansir Kabar Besuki dari Korea Herald, Ukraina memiliki situasi keamanan yang unik dan dengan memberikan dukungan senjata mematikan berpotensi memiliki dampak pada postur kesiapan militer Korea.
 
Korea Selatan berspekulasi telah menolak permintaan memberikan dukungan persenjataan mematikan karena konflik kepentingan diplomatik dan ekonomi, yang kemungkinan besar membatasi negara untuk memberikan bantuan kemanusiaan ke Ukraina. 
 
Namun Korea Selatan juga banyak dikritik karena setengah hati kepada Ukraina, terutama ketika menjadi tuan rumah Presiden Volodymyr Zelensky untuk pidato virtual di Majelis Nasional awal bulan ini.
 
Zelensky mengatakan diruang besar kosong di dalam Majelis Nasional di Yeouido, Seoul Barat, hanya 60 dari 300 legislator yang datang untuk mendengarnya berbicara.
 
Beberapa peserta terlihat meninggalkan ruangan selama acara, dan tidak ada standing ovation  yang diberikan setelah Zelensky mengakhiri pidatonya, berbeda dengan badan di legislatif global lainnya.
 
Artyom Lukin, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Federal Timur Jauh yang berbasis di Rusia, mengkritik Korea Selatan dan para politisinya karena ceroboh mengenai pidato Zelensky dan gagal memasok senjata ke Ukraina.
 
Publik terpecah saat mengetahui bahwa nama Korea Selatan dikeluarkan dari daftar 31 negara.
 
Beberapa menuduh Ukraina meremehkan bantuan Korsel karena tidak memberikan persenjataan yang mematikan.
 
Yang lainnya mengatakan, bahwa mereka memahami pengecualian tersebut, karena jika ditambahkan akan memperumit hubungan Korea Selatan dengan Rusia kedepan.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: korea herald


Tags

Terkait

Terkini

x