Erdogan Akan Lakukan Pemotongan Suku Bunga Akibat dari Inflasi yang Melonjak

- 6 Mei 2022, 14:59 WIB
 Erdogan Akan Lakukan Pemotongan Suku Bunga Akibat dari Inflasi yang Melonjak.
Erdogan Akan Lakukan Pemotongan Suku Bunga Akibat dari Inflasi yang Melonjak. /Instagram @rterdogan

KABAR BESUKI - Pada April tingkat inflasi resmi di Turki telah melonjak hampir 70 persen, hal ini menimbulkan tantangan besar bagi President Recep Tayyip Erdoğan, yang kebijakan ekonominya tidak konvensional dan sering disalahkan atas gejolak ekonomi.

Badan Statistik Nasional pada Kamis mengatakan, indeks harga konsumen naik 69,97 persen tahun ke tahun di bulan April dibandingkan dengan bulan Maret yaitu 61,14 persen.
 
Erdogan menegaskan bahwa pemotongan tajam suku bunga diperlukan untuk menurunkan harga konsumen yang melonjak dalam menghadapi ortodoksi ekonomi.
 
Runtuhnya lira telah mendorong naiknya biaya impor energi dan investor asing kini berpaling dari pasar negara berkembang yang dulu menjanjikan.
 
Invasi Rusia ke Ukraina dan pandemi virus corona telah memperburuk lonjakan harga energi dan kemacetan produksi.
 
Analisis mengatakan tingkat inflasi tahunan Turki, yang tertinggi sejak Partai AK yang berkuasa dan Erdogan merebut kekuasaan tersebut pada 2022 sebagian besar terkait dengan pemikiran ekonominya tidak konvensional.
 
Erdogan telah menekan bank sentral secara nominal independen untuk mulai memangkas suku bunga.
 
Pada April, bank mempertahankan suku bunga acuan stabil untuk bulan keempat berturut-turut dan dibuat tunduk pada tekanan meskipun inflasi tinggi.
 
Dilansir Kabar Besuki dari Al-Jazeera, kenaikan harga terbesar pada April terjadi di sektor transportasi sebesar 105,9 persen.
 
Sedangkan harga makanan dan minuman non alkohol melonjak 89,1 persen.
 
Menteri Keuangan, Nureddin Nebati, telah menepis kekhawatiran dan mengatakan pada Senin bahwa, tren inflasi saat ini cepat berlalu dan tidak akan menyebar dalam jangka panjang dan permanen.
 
"Kami akan meningkatkan kesejahteraan dan daya beli warga kami dari level sebelumnya," katanya.
 
Turki telah memotong pajak atas beberapa barang dan menawarkan subsidi untuk beberapa tagihan listrik untuk rumah tangga yang rentang, tetapi hal tersebut gagal dalam menekan laju inflasi.
 
Mata uang Turki telah kehilangan 44 persen nilainya terhadap dolar tahun lalu dan lebih 11 persen sejak awal Januari.
 
Pemerintah Erdogan telah menanggapi dengan menggunakan bank-bank negara untuk membeli lira dalam upaya memotong kerugian mata uang.
 
Ada juga spekulasi bahwa bank sentral menjual dolar melalui saluran belakang untuk menghambat penurunan lira.
 
"Bank sentral menjual $2,5-3bn seminggu melalui bank umum," mantan manajer di bank milik negara Turki Ziraat seperti dikutip minggu ini.
 
Menurut laporan media Turki, dia berbagi informasi istimewa yang diterima dari kalangan perbankan.
 
Erdogan, akan menghadapi pemilihan presiden penting tahun depan juga telah mengubah kebijakan untuk memperbaiki aliansi yang rusak dengan negara-negara Teluk yang kaya uang untuk menarik dukungan keuangan.
 
Pekan lalu, dia mengunjungi Arab Saudi dalam upaya mengatur ulang hubungan sejak pembunuhan Jurnalis Kritikus Riyadh Jamal Khashoggi di konsulat kerajaan Istanbul pada 2018.
 
Erdogan mengatakan bahwa, pemerintahannya setuju untuk mengaktifkan kembali potensi ekonomi yang besar.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Aljazeera


Tags

Terkait

Terkini

x